Sabtu, 08 September 2012

GEMPAAAAAAAA!!, Kuatnya minta ampun... masih gemetaran sampai skarang!!

Jumat, 07 September 2012

karya Anita Karolina (y)

BUTIRAN DEBU

“ Betapa sakitnya disaat ketika kita menganggap seseorang tersebut sangat berarti bagi kita tetapi seseorang tersebut tak pernah menganggap kita berarti baginya, tak ubahnya bagai butiran debu yang berterbangan dijalanan yang tidak berharga”.

Aku adalah kekasihmu yang tiga bulan lalu kau minta untuk menjadi pacarmu, pada awalnya terasa indah bagiku menjadi sosok yang sangat istimewa bagimu. Kebahagiaan selalu menyelimuti hari-hariku. selalu ada rindu, canda dan tawa menghiasi kebersamaan kita. Aku semakin menyayangimu dan Aku berharap selalu seperti ini selamanya.

Harapan demi harapan yang telah ku tanamkan dalam hatiku namun sedikit demi sedikit memudar karena mu. Setelah menjalani sebulan lamanya kebersamaan menjadi tak berarti lagi bagimu, tidak pernah ada keindahan seperti dulu dan tidak ada lagi canda dan tawa menghiasi kebersamaan kita. Selalu ada tangisku yang kau torehkan dalam tiap pertemuan kita. Mengapa secepat itu kau berubah terhadap ku?


Aku yang tidak pernah sempurna dimatamu, setiap pertemuan kita selalu ada pertengkaran yang tidak berarti. Walaupun itu hal yang sepele selalu kau besar-besarkan dan walaupun itu sebenarnya bukanlah kesalahanku tetapi kau selalu menyalahkanku dan tidak pernah memberi aku kesempatan untuk membela diriku. Apapun itu selalu aku yang salah dan selalu aku yang mengalah.

Lupakan semua kata romantis, lupakan semua kebersamaan yang indah karena hal itu tidak pernah terjadi lagi. Kau berubah..kau tak yang ku kenal dulu, sebenarnya apa salahku sehingga kau perlakukan aku seolah tak berharga dimatamu?

Ya…sekarang aku semakin tak berarti bagimu, terkadang disampingku kau sedang asyik bercerita dengan teman lelakimu tentang wanita lain yang kau anggap lebih sempurna dariku kau mencurahkan pujian-pujian manis untuk wanita lain. Dan terkadang aku berfikir “tidak kah kau sadari aku tengah berada disampingmu dan tidak kah kau merasa bersalah karena telah memuji wanita lain dihadapanku?” Ku sadari aku memang tidak sempurna,aku tidak menarik bagimu tapi mengapa dulu kau pinta aku untuk menjadi kekasihmu dan dengan bodohnya aku dengan mudah menerimamu dan jatuh kepelukanmu. Dan seperti biasa hanya tetap sabar dan kelihatan tegar menahan rasa malu terhadap temanmu yg hanya melihatku dengan penuh tanda tanya, apakah dia merasa iba dengan nasibku atau malah mencemohku sebagai wanita yg terbodoh didunia?

Dan terkadang sedang berjalan berdua denganmu, kau masih sempat untuk melirik wanita lain dan menyimpulkan senyuman manis diwajahmu. Sungguh indah ku lihat senyuman itu, dan kenapa senyum itu tidak kau berikan padaku, kenapa hanya dengan wanita lain. Hanya berkata dalam hati “sejak lama aku bersamamu terakhir ku lihat hanya 2 bulan yg lalu, mengapa senyuman itu ku lihat hanya untuk wanita lain, kenapa tidak dengan diriku, apakah aku sangat tidak pantas untuk mendapatkannya? Sesekali apakah kau tidak memandang bahwa aku ini kekasihmu?” seperti biasanya hanya bisa sabar menahan kecemburuan.

Tak ada bedanya dengan butiran debu yang menempel disepatumu, seperti itulah kau menganggapku. menjadi seseorang yang tidak berarti dan pantas untuk kau injak-injak dan kau tindas semaumu. Kau selalu ingin aku menuruti apa katamu namun kau tidak pernah mau mendengar apa mauku, sungguh egoisnya dirimu. Aku yang tidak pernah berhenti tuk terus mencintaimu dan menerima mu dengan segala kekuranganmu selalu ingin berada disaat suka dan duka mu, namun tidak denganmu ketulusan mu telah sirna untukku dan kau datang padaku hanya saat dirimu membutuhkanku dan disaat masalah menghimpitmu. namun disaat suka cita menghampirimu kau lupakanku dan kau tidak menganggapku.

Sebagai sosok yang tidak ingin kehilanganmu, aku hanya bisa bersabar menghadapi tiap keegoisanmu terhadapku, aku selalu menjadi objek kemarahanmu, selalu mendengarkan kata-kata tak pantas dan kasar darimu. Kadang hati ini menangis menahan semua amarah darimu. Aku hanya bisa diam namun kau tidak pernah mengerti perasaanku, melihat aku menangis tidak satu titik air mata pun kau hapus dengan tangan mu atau pun memelukku untuk menenangkanku.

Ternyata cinta memang buta, sekalipun merasakan sakit yang sangat amat dalam namun masih tetap bisa bertahan dan terus mencintai walaupun tak mengerti apa arti cinta sebenarnya, apakah rasa sakit atau bahagia ataupun mungkin keduanya. Sungguh tidak ku mengerti pada saat itu yang ku ketahui pada saat itu hanyalah mencintaimu adalah suatu rasa yang sangat menyakitkan.

Rasanya ingin ku akhiri ini semua, aku tidak kuat lagi menanggung sakit yang sangat menyesakkan dadaku. Namun rasaku terhadapmu sangatlah besar, aku terlalu bodoh untuk melepaskan perasaanku terhadapmu,sedikit mendengar rayuanmu aku sudah melupakan niatku tuk melepaskanmu. Namun tetap saja tidak ada yang berubah, aku tetap menjadi butiran debu yang tidak akan pernah menjadi permata bagimu.

Hari-hari dipenuhi rasa sakit, namun tidak sedikitpun aku berniat tuk melepaskanmu. Kesedihanku hanya ku pendam seorang diri seolah tak ingin seorangpun tau betapa menyedihkannya hidupku atau mungkin betapa bodohnya aku.

Seolah seperti tidak ada pria yg lebih baik darimu. Aku yang tetap dengan setia mengharapkan tulus kasihmu, pernah mencoba melirik pria lain agar aku bisa terlepas dari jeratan cintamu namun tetap saja nihil. Seolah hatiku telah tetutup rapat dan terkunci hanya untukmu dan yang lain tidak bisa merasuk lagi dalam hatiku.

Hari berganti hari,waktu terus bergulir semakin terlihat jelas aku adalah wanita yang sangat menyedihkan yang tidak pernah lepas dari rasa sakit yang seharusnya bisa ku hentikan sendiri.

Mungkin tuhan telah mendengar doa-doaku, ya…seperti yang banyak orang bilang biasanya doa orang yang teraniaya akan mudah terkabul. Hari ini menjadi hari pertanggung jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaanku selama ini, dengan tidak sengaja aku melihat kau sedang asyik bercumbu dengan wanita lain. Sakit…dan benar-benar sakit melihat kenyataan ini,hanya bisa menitikkan air mata. namun ini adalah fakta sebenarnya dan sebuah kebenaran tidak selamanya menyenangkan. Namun aku cukup merasa lega karena aku tau jawaban kenapa selama ini aku tidak pernah berharga dimatamu karena ternyata dibelakangku kau juga menjalin kasih dengan wanita lain tanpa sepengetahuanku.

Aku tidak ingin mau bertemu dengan mu lagi, sejak saat itu sudah kuputuskan untuk melepasmu dari hidupku, sudah cukup ku rasakan sakit karenamu. aku tidak ingin ada air mata lg yang tertumpah karenamu. Sudah cukup kau ajarkan aku rasa sakit, dan sekarang aku harus belajar melupakanmu dan belajar bagaimana bahagia tanpamu.

Hanya satu harapanku yang baru, aku berharap suatu saat ada seseorang yang mampu merubah butiran debu yang tidak berarti menjadi sebuah emas yang berharga. Amiiiiiin ^^
*The End*
wihh

awal mula tolitoli


Asal mula penduduk yang mendiami daerah Sulawesi Tengah dari tradisi lisan di kecamatan Banawa, kabupaten Donggala di peroleh cerita yang berbentuk mitos legendaris yang mengandung unsur-unsur pengaruhnya agama islam. Menurut mitos tersebut asal nenek moyang mereka dari tanah sanggamu (tanah senggama). Tanah sanggamu terdiri atas dua buah genggam tanah, satu pria dan satu wanita. Mula-mula Tuhan menciptakan dari segenggam tanah seorang laki-laki yang bernama Mulajadi dan segenggam lainnya seorang wanita yang bernama Jaruantanah, yang belum memiliki alat kelaminsempurna. Nanti Mulajadi lah yang membantu menyempurnakan alat kelaminnya dengan menggunakan tulang rusuk kirinya, lalu mereka menjadi suami istri. Dua orang inilah yang menurut cerita itu menurunkan penduduk atau penghuni Sulawesi Tengah.
Para orang tua pemberi informasi di atas masih menyimpan dan menggenggam tanah tersebut yang di peroleh dari warisan turun-temurun sebagai benda pusaka keramat. Pada umumnya yang menyimpan tanah atau batu (disebut batu karena telah lamanya penyimpanan tanah sehingga mengeras menyerupai dua buah batu) tersebut merupakan keturunan dari penguasa-penguasa kerajaan yang terbilang sesepuh.
Di pantai timur propinsi Sulawesi Tengah tepatnya di teluk Tomini di jumpai suku bangsa yang bahasanya sedikit lain dari bahasa Ledo dan bahasa Poso (Bare’e). mereka itu di namakan suku Tomini yang terdiri atas dua suku yaitu suku Tialo dan suku Lauje. Pada masyarakat ini di temui satu kepercayaan bahwa asal mula kejadian hidup ini ialah di suatu tempat di atas Pegunungan Palasa bernama Lembo Dayoan. Asal kejadiannya menurut cerita karena pertemuan langit dan bumi. Karena banyak kelompok etnis mendiami
Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk, dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.
 Ada juga pengaruh dari Sumatera Barat seperti nampak dalam dekorasi upacara perkawinan. Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Donggala Kodi, Watusampu, Palu, Tawaeli dan Banawa. Sistem tenun ikat ganda yang merupakan teknik spesial yang bermotif Bali, India dan Jepang masih dapat ditemukan. Sementara masyarakat pegunungan memiliki budaya tersendiri yang banyak dipengaruhi suku Toraja, Sulawesi Selatan. Meski demikian, tradisi, adat, model pakaian dan arsitektur rumah berbeda dengan Toraja, seperti contohnya ialah mereka menggunakan kulit beringin sebagai pakaian penghangat badan.
Rumah tradisional Sulawesi Tengah terbuat dari tiang dan dinding kayu yang beratap ilalang hanya memiliki satu ruang besar. Lobo atau duhunga merupakan ruang bersama atau aula yang digunakan untuk festival atau upacara, sedangkan Tambi merupakan rumah tempat tinggal. Selain rumah, ada pula lumbung padi yang disebut Gampiri. Buya atau sarung seperti model Eropa hingga sepanjang pinggang dan keraba semacam blus yang dilengkapi dengan benang emas. Tali atau mahkota pada kepala diduga merupakan pengaruh kerajaan Eropa. Baju banjara yang disulam dengan benang emas merupakan baju laki-laki yang panjangnya hingga lutut. Daster atau sarung sutra yang membujur sepanjang dada hingga bahu, mahkota kepala yang berwarna-warni dan parang yang diselip di pinggang melengkapi pakaian adat.

Kesenian Masyarakat Sulawesi Tengah
Musik dan tarian di Sulawesi Tengah bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrume seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat – waino – musik tradisional – ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. Banyak tarian yang berasal dari kepercayaan keagamaan dan ditampilkan ketika festival. Tari masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu. Dero adalah salah satu tarian dimana laki-laki dan perempuan berpegangan tangan dan membentuk lingkaran. Tarian ini bukan warisan leluhur tetapi merupakan kebiasaan selama pendudukan jepang di Indonesia ketika Perang Dunia II.
Di Sulawesi Tengah ini pengaruh seni kebudayaan asing dapat ditemukan yang berasal dari orang barat. Pengaruh kebudayaan asing adalah pengaruh kebudayaan yang datang dari luar, maka seiring dengan datangnya pengaruh ajaran islam, bidang kebudayaannya pun ikut mendapat pengaruh kebudayaan islam contohnya dalam seni membangun tempat ibadah atau masjid, dalam tata krama pergaulan, kesenian dan sebagainya. Juga pengaruh dari orang Bugis Makassar ikut memperkaya perkembangan kebudayaan di Sulawesi Tengah seperti dalam tata pemerintahan, bangunan rumah, adat kebiasaan, nama dan cara orang berpakaian, masakan dan sebagainya.
Begitu pula dengan datangnya ajaran islam yang di bawa oleh tokoh Datuk Karama dari Minangkabau ikut pula memperkaya kebudayaan kesenian di Sulawesi Tengah khususnya di lembah Kaili, pengaruh kebudayaan minang dalam bentuk nama seperti Ince, Dato. Alat kesenian seperti kakula, pemakaian panji dalam orang-orangan pada upacara adat, masakan, dan sebagainya.

Bahasa dan Tulisan yang di pakai Masyarakat Sulawesi Tengah
Gambaran umum terntang bahasa Di daerah Sulawesi tengah dikenal cukup banyak bahasa daerah yaitu bahasa Kaili, Tomini, Pamona, Bada, Napu, Pipikoro, Mori, Toli-Toli, Buol, Saluan, Balantak, dan bahasa daerah Banggai. Tetapi diantara pemakai bahasa-bahasa daerah tersebut sebagian besar dapat saling mengerti satu sama lain.
Mengenai hubungan dengan bahasa tetangga juga saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat bahwa antara bahasa-bahasa yang dikenal di daerah ini dengan bahasa-bahasa di Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja) ada persamaan kata-kata. {Adat Istiadat Daerah Sulawesi Tengah, Proyek Penelitian dan Pencatatan Departemen Pendidikan, 1977/1978: 22-23}

Agama Masyarakat Sulawesi Tengah

            
Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduk memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu dan Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Said ldrus Salim Aldjufri – seorang guru pada sekolah Alkhairaat. Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda A.C Cruyt dan Adrian.
Uraian di atas merupakan sedikit pengetahuan tentang kebudayaan di wilayah Sulawesi Tengah. Pada blog ini saya akan menjelaskan dan menguraikan secara  detail tentang kebudayaan dan kehidupan pada masyarakat di Kabupaten Buol atau Toli-Toli



KABUPATEN BUOL DAN TOLITOLI :
kabupaten Tolitoli atau adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 4.079.6 km² dan berpenduduk sebanyak 173.840 jiwa (2000). Kabupaten Tolitoli sebelumnya bernama Kabupaten Buol Tolitoli, namun pada tahun 2000 berdasarkan UU No. 51 Tahun 1999 daerah ini dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tolitoli sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Buol sebagai kabupaten hasil pemekaran.
Nama Tolitoli berasal dari kata Totolu yang berarti tiga. Bangsa Tolitoli berasal dari 3 manusia kahyangan yang menjelma ke bumi melalui Olisan Bulan (Bambu Emas), Bumbung Lanjat (Puncak Pohon Langsat) dan Ue Saka (Sejenis Rotan). Jelmaan Olisan Bulan dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan yang menjelma melalui Ue Saka yang dikenal sebagai Tau Dei Galang atau Tamadika Dei Galang. Sedangkan seorang putri yang menjelma sebagai Bumbung Lanjat dikenal sebagai Boki Bulan.
Kemudian nama Totolu berubah menjadi tontoli sebagaimana tertulis dalam Lange-Contrack 5 Juli 1858 yang ditandatangi pihak Belanda antara Dirk Francois dengan Raja Bantilan Syaifuddin. Tahun 1918 berubah menjadi Tolitoli seperti terlihat dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Haji Mohammad Ali dengan pemerintah Belanda yang berpusat di Nalu.
Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah Bahasa Geiga. Bahasa ini menurut Ahli Bahasa AC. Kruyt dan DR. Adriani termasuk dalam kelompok Bahasa Tomini yang tersebar antara Desa Towera di daerah Kabupaten Donggala sampai dengan Desa Molosipat di perbatasan Gorontalo.
Daerah ini merupakan penghasil rempah-rempah seperti: cengkeh, kopra dan kakao yang berkualitas tinggi. Selain itu Tolitoli juga kaya akan hasil laut (ikan, rumput laut dan lain-lain) karena berada di daerah pesisir. Tolitoli saat ini dalam proses melakukan perdagangan internasional yang dikenal dengan nama TOTATA (Tolitoli-Tarakan-Tawao) dan TOSAMIN (Tolitoli-Sabah-Mindanao).
Daerah Tolitoli merupakan salah satu daerah yang perkembangan transportasinya dari tahun ke tahun cenderung lambat. Sejak tahun 1980-an hingga sekarang pesawat udara yang dapat mendarat masih sebatas Casa dengan penumpang 12 orang dengan jadwal penerbangan tidak setiap hari. Pembangunan transportasi darat kurang lebih sama, padahal untuk mendukung kelancaran distribusi hasil perkebunan rakyat yang dikatakan melimpah seharusnya didukung dengan sarana transportasi yang memadai. Ada beberapa tempat wisata di Tolitoli yang sangat indah, yaitu pantai Lalos, Sabang Tende, Bajugan, Kolondom dan wisata bawah laut dengan terumbu karang yang masih asli dan berbagai pulau yang sangat cocok untuk resort..
Dengan wafatnya Raja Anoglipu atau Kuntu Amas, maka kabupaten Toli-Toli ini terbagi menjadi 4 bagian kerajaan lagi yang masing-masing raja nya sebagai berikut:
1.     Kerajaan Tolongan  dengan Raja Dai Parundu
2.    Kerajaan Tulaki dengan Raja Pulili Dwuta
3.    Kerajaan Bunobogu dengan Raja Umayah
4.    Kerajaan Riau dengan Raja Ndulu
Setelah keempat raja di atas wafat maka atas persetujuan keempat jurusan atau golongan rakyat dengan Bokidu, diangkatlah Jogugu Bataralangit menjadi Parabis (wakil raja) dan memerintah keempat wilayah yang akhirnya di persatukan kembali.,
Perkembangan
Bataralangit meninggal ±1540 diganti oleh anaknya yang bernama Eanto Moh. Tahir dengan gelar Madika Moputi. Dalam Baool Staat raja ini merupakan raja pertama dalam susunan raja-raja dan tinggal di Pinamula 1540-1595.
selengkapnya akan di bahas pada lembaran berikut ini, beserta letak geografisnya, logo daerah, visi misi, dan lain lain.

RIWAYAT TAU TOTOLU (ORANG TOLITOLI)
                 Riwayat asal usul tau totolu yang pertama pada angkarumawi I dan II dibawah ini masukan dari almarhum Moh.Rais Amirudin Datu Djaenal Abidin, masing2 , sbb:
I.            Kejadian pertama Tau Totolu dalam angkaromawi I ini, berasal dari sepohon rotan besar dan tinggi, rotan itu di beri nama : UWE SAKA, artinya rotan ajaib kemudian rotan ini menjelma menjadi ujud manusia laki-laki yang besar dan tinggi pula. Laki-laki tersebut di beri nama : “TANTALIUS “, laki-laki inilah yang menurut riwayat yang menurunkan Tau Totolu.
II.         Kejadian ke-II Tau Totolu dalam angkaromawi ini berasal dari sepohon OLISAN BULAN atau dari sepohon bambu kuning, setelah bambu atau pohon ini dibelah dua ternyata di dalam bambu kuning tersebut terdapat seorang bayi laki-laki, bayi laki-laki ini dipelihara oleh orang yang menemukannya itu sampai dewasa dan di beri nama : “DATUAMAS”, karena di dapat dari dalam bambu kuning. Inilah yang menjadi riwayat yang menjadi Raja di Tolitoli.
Kejadian Tau Totolu pada angkaromawi I dan II di atas, setelah penulis menceritrakan kepada orang tua tua dahulu, mereka tidak percaya atas kejadian tersebut,sambil mereka memberikan alasan-alasan juga yang dapat dibenarkan. Adapun  alasan mereka pada angkaromawi I adalah : laki-laki yang bernama TANTALIUS hanya seorang diri tanpa disertai perempuan atau istrinya. Dan dalam angkaromawi II : laki lakii yang bernama “DATUAMAS” pula hanya seorang diri tanpa disertai perempuannya atau istrinya, jadi tidak mungkin dapat memberikan keturunan. Mana mungkin tuhan memberikan pada TANTALIUS dan DATUAMAS seorang perempuan untuk jadi isteri merekaseperti yang sudah berlaku atas nabi pertama Adam alaihissallam.
III.      Kejadian ke-3 pada angkaromawi III ini: dua orang laki-laki dan dua orang perempuan, masing-masing bernama : 1. NUT HU SYUFI AJAL, 2. NUT HU PUTIH ALLAH, 3. SITI HAWA, 4. SITTI SYARIFA ZAMZAM. Menurut riwayat, dua pasang manusia seperti suami istri ini masih setengah dewa karena mereka sering atau sewaktu-waktu bisa lenyap pada pandangan manusia biasa dan tempat kediaman mereka belum diketahui entah dimana dan kemana mereka pergi.
Riwayat kejadian Tau Totolu ini di atas ini adalah dari orang tertua dahulu, mereka hanya yakin serta percaya kejadian asal usul Tau Totolu ini pada angkaromawi 3. Yaitu dari : 1. Nut hu syufi ajal, 2. Nut hu putih Allah, 3. Sitti hawa dan 4. Sitti zamzam, namun keempat mereka ini masih merupakan manusia setengah dewa.
Kisah selanjutnya : Nut hu syufi ajal kawin dengan sitti hawa dan mendapatkan anak perempuan yang di beri nama : PUTERI SANDANA. Nut hu putih allah kawin dengan Sitti syarifa zamzam dan mendapat anak laki-laki dan di beri nama : BASAH BANDING BANDING BASAH.
Pada suatu hari Nut hu syufi ajal menyampaikan maksudnya pada Nut hu putih allah, ia bermaksud pergi bertapa di suatu tempat bernama : gunung GALANG atau pulau GALANG. Gunung GALANG ini ada terletak di atas kampung kalangkangan atau dekat kampung lakatan.
Anak puteri perempuan mereka, puteri sandana di titipkan atau di pelihara  oleh Nut hu putih allah dan isterinya. Puteri sandana masih anak-anak pada waktu itu umurnya masih sama dengan umur basah banding-banding basah, dan mereka bermain bersama
Berangkatlah nut hu syafi ajal bersama dengan isterinya sitti hawa, meninggalkan Nut hu putih allah beserta keluarganya, menuju ke tempat pertapaannya ke gunung Galang. Di gunung Galang Nut hu syufi ajal dan istrinya sitti hawa mengadakan pertapaan dengan meminta kepada tuhan supaya permintaan kedua mereka dapat dikabulkan oleh Allah S.W.T
Adapun permintaan Nut hu syufi ajal dan istrinya yaitu untuk memerintah atau menguasai makhluk jin dan setan., supaya jin dan setan tidak besar lagi pengaruhnya kepada manusia. Beberapa tahun lamanya sudah berlalu dalam pertapaannya Nut hu syufi ajal dan istrinya belum pernah ada kabar beritanya. Sementara putri mereka, putri lanzat atau yang biasa di panggil putri sandana sudah menginjak usia dewasa. Pada suatu ketika Nut hu putih allah membuat sebuah acara sederhana dengan membuat makanan sederhana, yang terdiri dari : nasi ketan merah, nasi ketan putih, nasi ketan yang diwarnai dengasn warna kuning, 1 biji telur ayam yang direbus, dan 5 telur ayam yang digoreng(mata sapi). 3 piring nasi ketan sudah tersedia, sepiring yang merah, sepiring yang Putih, sepiring yang kuning, dan sepiring yang besar yang terdiri atas stengah nasi ketan merah, dan setengahnya nasi ketan putih, di tengah-tengah nasi yang merah dan putih dalam piring itu di letakan sebuah telur yang sudah di rebus tadi dan lima biji telur yang sudah di goreng tadi di letakan pada sekeliling nasi merah dan nasi putih dalam sepiring tadi. Sayur dibuat dari se-ekor ayam jantan merah bulunya dan kuning kakinya di sembeli kemudian di masak dengan santan kelapa, inilah bahan makanan sederhana itu. Maksud acara sederhana ini, dilakukan oleh Nut hu putih allah untuk membacakan doa selamatan kepada kedua sahabatnya yang pergi bertapa itu, nut hu syufi ajal dan istrinya sitti hawa, setelah doa selamatan selesai, tidak di sangka-sangka muncullah nut hu syufi ajal dengan mengendarai kuda merah besar tinggi. Nut hu syufi ajal tidak turun lagi dari punggung kudanya, dia hanya mengatakan : “perjodohkan anaku, putri lanzat dengan putramu, basah banding banding basah. Dan Nut hu syufi ajal, kembali berkata pada : acara yang engkau buat tadi adalah acara tradisional yang manfaatnya sangat mujarab, asalkan meminta doa dengan segala keihklasan hati kepada Allah S.W.T
Nut hu syufi ajal pada pesanan terakhirnya kepada Nut hu putih allah : peliharalah, acara selamatan yang engkau buat itu, karena di dalamnya ada terkandung dahlil mendahului pemimpin kita kelak untuk menciptakan dasar negara, setelah berkata demikian Nut hu syufi ajal langsung melanjutkan perjalanannya, entah kemana dengan mengendarai kudanya dengan amat kencang, sehingga dengan cepat sudah lenyap dari pandangan mata.
Tibalah waktunya putri lanzat sudah menginjak usia dewasa, begitu pula dengan basah banding banding basah, sesuai pesan ayahnya atau amanat Nut hu syufi ajal , kalau anak sya putri lanzat sudah beranjak dewasa kawinkanlah dengan anakmu, basah banding banding basah, walaupun saya tidak hadir tetap kawinkan mereka berdua dan katakan pada anak-anak itu bahwa perkawinan mereka sudah di restui oleh ayahnya putri lanzat, Nut hu syufi ajal, walaupun beliau tidak hadir.
Ringkas ceritra, bertindaklah Nut hu putih allah dengan mengawinkan basah banding banding basah dengan putri lanzat, setelah perkawinan itu di laksanakan tidak berselang berapa lama mereka sudah mendapatkan keturunan. Tau totolu termasuk suku rumpun lama, atau suku yang memepunyai kebudayaan teresendiri serta menganut agama islam. Menurut orang orang tertua dahulu, setelah berwawancara dengan penulis, mereka mengatakan bahwa kejadian ini kira kira pada abad ke-16 dan mereka menyatakan, mereka yakin akan kejadian TAU TOTOLU.
Demikianlah riwayat ringkas tentang asal usul tau totolu yang di kethaui selama ini.

J SEJARAH PERKEMBANGAN TOLITOLI
Permulaan perang dunia ke II. Ketika Jerman mulai meborbadeer belanda, maka getarannya dapat dirasakan sampai di indonesia, dimana indonesia pada waktu itu masih berstatus tanah jajahan Belanda (Nederlansch Indische atau Hindia belanda). Tentara Belanda yang berdiam di Tolitoli, pada waktu itu, ada sebuah kompie yang di pimpin oleh seorang letnan yang bernama : HAERBERTS. Penempatan tentara Belanda pada waktu itu, karena sejak pemberontakan rakyat tolitoli di desa salumpaga yang menjatuhkan bnyak korban yaitu : Controleur J.P.De CAT ANGELINO dan Raja Tolitoli yang bernama : MOGI HI ALI BANTILAN beserta dengan % orang velt politie seorang opas Raja dan seorang jurutulis yang terjadi pada 5 juni 1919, maka sejak itu Tolitoli dianggap sebagai daerah yang berbahaya yang harus yang harus dipimpin oleh tentara militer, oleh karena itu pada waktu LETNAN HAERBERTS selain sebagai komandan tentara, Ia juga juga sebagai pemegang kekuasan pemerintah sipil (GEZAGHEBBER) (tahun 1940 s/d akhir tahun 1941). Ketika jepang mulai beraksi dengan menggempur Pearl Harbour (pelabuhan mutiara) di Hawai, Amerika Serikat dan mulai berekspansi ke Indonesia, maka tentara Belanda yang ada di Indonesia mulai mengadakan persiapan-persiapan untuk berhadapan dengan tentara jepang yang akan menggempur Hindia Belanda (Indonesia). Oleh karena itu maka tentara yang berada di Tolitoli yang di bawah pimpinan letnan HAERBERTS semua dikumpulkan (konsinyir) di poso, di bawah pimpinan kapten DE YONG. Tentara dari tolitoli semua berangkat ke poso sulawesi tengah untuk pengamanan di Tolitoli di gantikan oleh satu peleton polisi (Gewapende politie) dibawah pimpinan inspektur polisi : BOERTJE (akhir november 1941). Peleton polisi ini semua berasal dari manado, sehingga banyak juga suku Manado (Minahasa) sebagai anggota polisi anak Birma-Singapura dan Filiphina. Pemerintah belanda di Indonesia sudah semakin kalangkabut sehingga sudah kehilangan kordinasi, termasuk pemerintah Belanda di Tolitoli yang pengamanannya pada waktu itu di bawah kordinasi inspektur polisi BOERTJE. Polisi-polisi yang mulai mengerti politik pada waktu itu mulai bergaul dengan orang-orang politik di daerah Tolitoli dalam hal ini partai syarikat Islam Indonesia (PSII) yang satu satunya partai yang ada di Tolitoli pada waktu itu. Setelah jaminan untuk para pihak polisi sudah semakin menciut karena hubungan sudah semakin sulit, karena kapal-kapal dari Manado,makassar, dan Batavia sudah tidak ada lagi, yang pada waktu itu dilayani oleh kapal-kapal K.P.M (Koninklyke Paket Vaart Maatschapy) sudah di konsinyir di Tanjung Priok, maka kedudukan polisi-polisi di daerah umumnya sudah semakin sulit apalagi daerah Tolitoli pada waktu itu masih daerah yang terisolir. Rasa Antipati terhadap Belanda oleh pihak polisi mulai Timbul dan klimaxnya terjadi pada tanggal : 25 january 1942, dimana polisi-polisi telah bersepakat untuk mengadakan suatu kudeta berdarah di Tolitoli yaitu dengan membunuh Inspektur polisi, yaitu BOERTJE, kemudian menangkap controleur2 yaitu : Controleur BRUKEL di Tolitoli dan Controleur De VRIES dari Leok BUOL. Sesudah Inspektur BOERTJE di bunuh, maka kedua controleur yang ditangkap itu di tahan dirumah controleur Tolitoli yaitu rumah bupati KDH sekarang ini. Mereka yang memelopori peristiwa kudeta ini ialah :
J AWUY, Polisi agen tkt II                J  SUPANDI, polisi agen tkt II
J WAANI, Polisi agen tkt II             J  LANGUYU, polisi agen tkt II
J PIRING, polisi agen tkt II              J  J. HABIBIE, polisi agen tkt II
J MOKALU, polisi agen tkt II            J  KAMAL, polisi agen tkt II
J SISWOYO, polisi agen tkt II                   D.l.l
Setelah kudeta berhasil maka pengaturan kedalam dan kordinasi dengan pihak sipil tidak berjalan sebagaimana mestinya karena rupanya tidak dipersiapkan terlebih dahulu. Dua orang di antara polisi yang memberontak dan melarikan diri ke palu dan rupanya mereka melapor kepada komandan tentara belanda dari Tolitoli yaitu Letnan HAERBERTS yang kebetulan masih ada di palu. Keadaan rakyat dan pemerintah di tolitoli pada waktu itu menjadi kacau sedangkan berita pendaratan tentara jepang sudah semakin santer dimana-mana, oleh karena itu pemikiran polisi polisi pada waktu itu bukan mau mengatur dan mengadakan dinasi tetapi semua berfikir bagaimana menyelamatkan diri seandainya ada serangan balasan dari pihak Belanda ataupun kalau jepang mendarat.

SERANGAN BALASAN DARI PIHAK TENTARA BELANDA.
          Pada tanggal : 18 februari 1942, akibat laporan dari dua polisi yang melarikan diri ke palu, maka mendaratlah di tolitoli (kalangkangan), 1 regu tentara Belanda, di bawah pimpinan Letnan HAERBERTS dan seran WELINGGA, yang di sebut sersan Merah karena kulit tubuhnya berwarna merah. Mereka mendarat di kalangkangan dan pada jam 01:00 tengah malam mulailah mereka berjalan kaki dari kalangkangan masuk ke tol polisi di Tolitoli, setelah mendengar bahwa ada pendaratan di kalangkangan maka masing-masing menyelamatkan diri dengan keluar dari dan berlindung di kaki-kaki gunung tuwweley. Kedua pimpinan polisi yaitu AWUY dan WAANI terus mengendarai sebuah jeep dan menuju ke utara (kalangkangan) dan tepat pada km 3 (tanjung pel.Dedeyang sekarang sudah di gusur), maka mereka bertemu dengan tentara Belanda yang sedang masuk ke kota Tolitoli dan terjadilah tembak menembak, dimana jeep yang dikendarai AWUY dan WAANA di tembak, dan tepat pada ban mobil jeep mereka, sehingga ban itupun kempes, dan kaca didepan pun kena tembakan sehingga kacanya juga pecah tapi tidak mengenai mereka. Kemudian AWUY dan WAANI dapat menyelamatkan diri, keluar dari mobil jeep tersebut dan menyelinap naik ke bukit dan lari dengan keadan terpisah karena gelap gulita pada malam hari dn nanti kemudian diketahui bahwa AWUY lari terus ke Buol dan WAANI bersembunyi di atas gunung kilo 2 (sidoarjo). Demikian pada malam itu tentara belanda masuk ialahdengan aman ke kota Tolitoli dan dapat menguasai kota Tolitoli sedangkan polisi yang tidaak melarikan diri mengungsi ke gunung-gunung untuk menyembunyikan diri, , daan seminggu kemudian belanda sun seminggu kemudian belanda sudah dapat menangkap semua polisi-polisi yang mengadakan KUP, dan polisi –polisi yang tidak terikut, di tampung kembali oleh belanda ke asrama dan mereka yang di tangkap untuk kemudian  di hukum matidi hukum mati dgn tembakan, berikut ini nama2 tentara yang dihukum mati :
1.  WAANI     3. LANGUYU      5. MOKALU       7.AWUY
2.  PIRING     4. SUPANDI      6. SISWOYO

JEPANG MENDARAT DI TOLITOLI
Pada tanggal 30 mei 1942, mendarat di Tolitoli. 1 kompi tentara jepang
dibawah pimpinan komandan : myamoto dan Miyake. Tindakan pertama jepang yang dilakukan ialah mengamankan kota Tolitoli dgan menangkap raja matata Dg.masese, dengan polisi yang masih cinta kepada belanda, kemudian Raja matata Dg.Masese terus langsung di bawah ke manado dan di interneer di manado dan beliau menemui ajalnya dalam interniran jepang. Polisi yang bersenjata, yang di tahan di tolitoli hanya dalam waktu 7 hari dan sesudah mereka menyatakan diri sanggup bekerja sama dengan jepang, maka jepang terus melepaskan mereka dan menamakan mereka sebagai jumpo (polisi) dalam bahasa jepang.Kurang lebih melepaskan mereka dan menamakan mereka sebagai jumpo (polisi) dalam bahasa jepang.Kurang lebih 3 bulan jepang mengadakan pengamanan kemudian, barulah mereka mengatur pemerintah sipil yang dipimpin oleh seorang bunken kanrikan (setingkat wedana) yang bernama Awazu dibantu oleh Raja Tolitoli yang baru yaitu : Hj. Mohamad saleh bantilan. Pemerintahan yang setingkat kewedanan ini berlangsung selama kurang lebih satu setengah tahun, kemudian naik tingkat sehingga statusnya menjadi ken kanrikan yang bernama : Imaki, tentara Jepang yang tadinya dari angkatan daratetengah tahun, kemudian naik tingkat sehingga statusnya menjadi ken kanrikan yang bernama : Imaki, tentara Jepang yang tadinya dari angkatan darat maka dengan meningkatnya status pemerintahan terus di ganti dengan : Kai Gun (angkatan laut).

PELABUHAN DEDE MENJADI LABUAN UDARA
Pelabuhan Dede juga dijadikan pelabuan udara oleh jepang, sehingga pernah terkumpul sampai 10 pesawat terbang pembom, yang berpangkalan di pelabuhan Dede Tolitoli.

PEMBERONTAKAN MALOMBA
          Pemerintah jepang yang semakin lama semakin menampakan kekejamannya menimbulkan ketakutan rakyat yang akhirnya rakyat menjadi nekad untuk memberontak/mengadakan perlawanan kepada jepang. Ini terjadi di desa Malomba pada tanggal 18 juli 1945, dimana ken karinkan imaki dibunuh oleh rakyat. Mereka yang tergabung dalam pemberontakan ini adalah :
1.     Lanoni                    7. Jafar                13. Bacolena
2.    Tantang Madayuni  8. Baula                 14. Abd. wahab
3.    Mursin                   9. Lasaenong          15. Usman
4.    Bebelan                 10. Tanlangka         16. Adam labudu
5.    Datuintan              11 Hi. Hamzah        17. Daeng marencong
6.    Rajaili                    12. Amrat
Dalam membalas pemberontakan ini, Dalam membalas pemberontakan ini,
maka jepang mengerahkan seluruh kekuatan pasukannya yang  ada di tolitoli, yaitu tentara tentara jepanguntuk membasmi atau memadamkan pemberontakan tersebut. Dalam pembasontakan tersebut. Dalam pembasmian ini tertangkaplah beeberapa dari pemberontak tersebut dan penyelesaiannya ialah mereka yaberapa dari pemberontak tersebut dan penyelesaiannya ialah mereka yang berjumlah 13 orang mati dipancung, di kaki gunung panasakan di tempat di mana mati dipancung, di kaki gunung panasakan di tempat di mana 7 orang polisi sebelumnya divonis oleh belanda. Ke 13 orang tersebut yang di pancung oleh jepang yang masih sempat teringat ialah : LANONI, BEBELAN, TANTANGKA, BACOLENA, BAULA, MURSIN, JAFAR,dll...

JEPANG MENYERAH DAN INDONESIA MERDEKA
          Proklamasi kemerdekaan indonesia tidak begitu berpengaruh di tolitoli, karena waktu itu jepang masih menyembunyikan persoalan tersebut, tetapi di samping itu mereka (jepang) sudah mulai berangsur angsur diangkut oleh kapal-kapal mereka yang masih tersisa ke tempat-tempat yang strategis untuk mengangkut mereka pulang ke jepang atau ke tempat dimana ada induk pasukan mereka. Sisanya yang tidak sempat diangkat, segera mencari tempat persembunyian mereka, termasuk beberapa orang lainnya yang dipimpin oleh TANAKA ikut bersembunyi di hulu kuala Buol, atau yang biasa di sebut AIR TERANG.

PASUKAN BELANDA MEMBONCENG PADA KEMENANGAN SEKUTU
          Awal tahun 1946, maka mendaratlah 1 regu pasukan KNIL (Koninklyke Indische Leger) yang dipimpin oleh : LETNAN DE VREE. Mereka menjajahi keamanan di Tolitoli dengan maksud untuk mengatur kembali siasat politik mereka untuk membagi-bagi indonesia dalam beberapa negara bagian, dimana Tolitoli termasuk dalam wilayah negara indonesia timur yang ketika itu presidennya GDE RAKE SUKAWATI yang berkedudukan di Makassar, stelah 3 bulan Letnan De Vree mengamankan atau berada di Tolitoli, maka datanglah seorang controleur pertama yang bernama KLAUS, dibantu oleh seorang aspirant controleurnya dan bangsa indonesia yang menjadi HPB Bestuur assistennya ialah : R.M. Pusadam. Seorang polisi yang menjadi pengamanannya ialah : VINCE, pada waktu itu karena tolitoli sudah termasuk dalam negara indonesia Timur maka, secara administrasi harus tunduk pada pemerintah NICA(Nederlansch Indische Civiel Administrasi) yang berpusat di makssar. Controleur KLAUS bertugas sampai dengan akhir tahun 1943. Awal tahun 1949 KLAUS sudah diganti olehbertugas sampai dengan akhir tahun 1943. Awal tahun 1949 KLAUS sudah diganti oleh controleur DE KLEER, dan kepala polisinya adalah NAHAR, mereka  bertugas sampai dengan akhir november 1949

KONFRENSI MEJA BUNDAR DAN PENYERAHAN KEDAULATAN
          Menjelang desember 1949, dimana konfrensi Meja Bundar telah usai dan menjelang penyerahan kedaulatan, maka pemuda-pemuda indonesia yang berada di wilayah tolitoli mulai merasakan arti nasionalisme dan pentingnya negara kesatuan.

AKSI PEMUDA TOLITOLI DIBAWAH PIMPINAN TJAMBANG DAN BADURANGAN
       Akhir november 1949, maka controleur DE KLEER dan inspektur polisi NAHAR telah lebih dahulu meninggalkan Tolitoli ke makassar. Yang ditinggalkan pada waktu itu di tolitoli adalah pimpinan pemerintahan bangsa indonesia ialah : A.R. NENTO sebagai H.P.B (Hoofd van plaatselyke Bestuur) dan polisinya dipimpin oleh ABDULLAH DAENG MALEWA (Inspektur Polisi 2de class).
          Aksi pemuda dimulai dari soni (kec.Dampal Selatan) yaitu tjambambang dan badurungan dengan mengorganisir pemuda dan menangkap polisi yang bertugas di Dampal (polisi NICA) dan kemudian masuk ke tolitoli dengan maksud mengadakan satu gerakan di Tolitoli. Tiba di tolitoli mereka dapat sambutan yang baik dari pemuda-pemuda yang ada di tolitoli karena semua sudah dapat memahami arti dari suatu kesatuan dari sabang sampai merauke. Mereka dengan segera mengadakan hubungan dengan H.P.B A.R. Nento dan pejabat kepala polisi Abdullah Dg Mallewa dengan maksud untuk mengambil alih kekuasan pemerintah. A.R. Nento dan Abd. Dg Mallewa dengan mempertimbangkan keamanan dan ketentraman rakyat maka mereka terus mengadakan musyawarah dan hasilnya ialah senjata polisi diserahkan kepada pemuda-pemuda oleh Abdullah Dg. Mallewa dan daeng Malewa sendiri terus meninggalkan Tolitoli menuju makassar sedangkan A.R. Nento tetap sebagai H.P.B (kepala pemerintah negeri) Tolitoli tetapi sifatnya pasif karena situasi dalam keadaan transisi. Setelah pemuda mendapat senjata maka berhubung dengan kedaan ekonomi pada waktu itu menjadi sulitkarena hubungan kapal kapal laut belum teratur sehingga dengan perahu perahu layar mulai pemuda-pemuda mengadakan hubungan dengan North Borneo atau pulau sulu, dengan maksud mengadakan barer, yaitu kopra-kopra yang dimuat dari tolitoli ditukar dengan kebutuhan sehari hari atau kebutuhan primer termasuk juga kebutuhan sekunder, katakanlah mereka telah mengadakan penyelundupan ketangki dampak dari segala ulah ini menimbulkan suaut kedaan masyarakat yang tidak tentram karena banyak pemuda telah bertindak sendiri-sendiri dengan tidak ada seorangpun yang harus di dengar dan menjadi pimpinan. Hal inipun dapat diketahui oleh pasukan pasukan apris yang pada waktu itu sudah mulai menyatukan diri dalam suatu disiplin yang teratur yaitu : Pasukan dari SULAWESI UTARA, MALUKU UTARA (SUMU). Awal tahun 1950, pasukan tentara yang dipimpin oleh Kapten Mogot dan Letnan Manase, dari kesatuan Branjangan datang dari manado, mereka datang untuk pengamanan di wilayah Tolitoli yang dalam hal ini ikut mengatur susunan pemerintahan, menghentikan semua kegiatan yang mengacaukan masyarakat namun mereka memilih pemuda pemuda yang berbakat untuk di jadikan tentara dan untuk itulah terpilih 2 orang diantaranya, yaitu : BATHIN dan ISMAIL MAILILI, yang kini BATHIN sendiri sudah meninggal dunia sebagai lettu Purnawirawan dan ISMAIL MAILILI yang juga telah meninggal dunia dan menjadi Mayor Purnawirawan serta menjadi salah seorang Anggota DPRD Kab. Gorontalo, di Gorontalo.

PERGANTIAN KEPALA PEMERINTAHAN NEGERI DAN PASUKAN-PASUKAN PENGAMANAN
          Pada awal tahun 1951, kepala pemerintahan negeri Tolitoli yang tadinya di duduki oleh A.R. NENTO kini telah digantikan oleh DAENG MARAJA LAMAKARATE, putra kaili dari Palu. Kepala polisinya pun telah di gantikan oleh SITANALA, dan pasukan tentarapun telah di ganti juga , dulunya pasukan Branjang, dan sekarang menjadi pasukan Badak Hitam Bukit barisan yang dipimpin oleh MOITO. Susunan pemerintahan yang sudah demikian teratur, menimbulakan kedisiplianan yang juga sudah demikian mantap sehingga pergantian-pergantian pimpinan pemerintahan sudah semakin teratur. Pada tahun 1953, kepala pemerintahan negeripun ikut di ganti, yang menggantikan beliau adalah JAFAR LAPASERE. Dan kepala kepolisian negara juga digantikan oleh Raden MULYO KUSUMO. Tahun 1953/1955, maka yang bertugas kembali sebagai kepala pemerintahan negara adalah KASIM RAZAK, dan kepal kepolisiannya ialah  RUSTIDJO BA, sebagai kepala polisi Distrik.

TAHUN 1955 S/D 1958
          Menjelang pecahnya pemberontakan permesta yang diproklamasikan di makassa pada tanggal : 2 Maret 1957, maka datanglah pasukan tentara dari kompi FRANS yang menggantikan BADAK HITAM yang dipimpin oleh LETNAN PIAY sebagai komandan VAK dan KEPALA PEMERINTAHAN NEGERI telah berganti pula dari M. KASIM RAZAK kepada ANDI MOHAMMAD TAHIR. Demikian juga dari kepolisian dalam kurun waktu 3 tahun telah beberapa kali berganti, yaitu dari: RUSTIDJO BA digantikan oleh : SUNDPIET, dan dari SUNDPIET digantikan oleh RUSMANdan dari RUSMAN digantikan lagi oleh : F.MINGKID.

2 MARET 1958 PERMESTA MEMUTUSKAN HUBUNGAN DENGAN PUSAT(JAKARTA) DAN MENYATUKAN DIRI DENGAN PRRI (BUKIT TINGGI)
          Sudah diketahui bahwa proklamasi 2 maret oleh pihak permesta, karena didorong oleh rasa tidak puas terhadap politik pemerintah pusat terhadap pembangunan yang tidak merata apalagi memang telah ditunggangi oleh subversi dari luar negeri. Permesta yang di ploklamirkan  di makassar ditanda tangani oleh 52 orang-orang penting dari kedua provinsi ini yang waktu itu masih memiliki satu provinsi saja, yaitu prov. Sulawesi, kemudian belum berselang setahun, rasa kesukuan dan rasa kedaerahanpun menjadi penyakit yang memecah bela antara utara dan selatan. Itupula yang menyebabkan permesta memutuskan diri di manado di bawah pimpinan kolonel warou, dan pada tanggal 2 maret 1958 permesta terus memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat di jakarta dan menyatukan diri dengan PRRI di bukit tinggi. Di kalangan masyarakatpun timbul rasa pro dan kontra atas tindakan permesta ini. Demikian pula dengan partai partai politik di Tolitoli , PARTAI NASIONAL INDONESIA (PNI) dan PARTAI SYARIKAT ISLAM INDONESIA pro kepada pemerintah pusat jakarta, tetapi PARTAI MASUMI mati hidup dengan PERMESTA. Di kalangan pemudapun pihak permesta terus membentuk Komando Pemuda Permesta (KO.P.2) di bawah pimpinan hasan tawil cs. Sedangkan dipihak yang masih pro terhadap pemerintah pusat jakarta secara diam-diam membentuk suatu gerakan PEMBELA PEMERINTAH PUSAT (G.P.3) di bawah pimpinan : MOREL METAHANG sebagai ketua PNI cabang Tolitoli pada waktu itu. Dikalangan ABRI pun timbul rasa pro dan kontra. Adapun pimpinan kepolisian pada waktu itu berada di tangan F.MINGKID yang oleh permesta juga diberikan wewnang untuk memimpin pasukan permesta yang berada di Tolitoli, Angkatan Darat di tolitoli pada waktu itu dipimpin  oleh LETNAN D.PIAY dari kie frans dan BODM oleh : letnan HABIBI, dari Batalion Q permesta.

GERAKAN PEMBELAH PEMERINTAH PUSAT ATAU (G.P.3) MEMISAHKAN DIRI DARI PERMESTA DAN MENGHUBUNGKAN KEMBALI DENGAN PEMERINTAH PUSAT DI JAKARTA.
          Ketika permesta telah memutuskan hubungan dengan pemerintah pusat, maka mulailah pemerintah pusat menyerang kota manado dengan terlebih dahulu mengadakan pemboman di gedung RRI manado. Tentara permesta yang ada di daerah-daerah pun mulai bertindak menurut kehendak hati masing-masing sehingga menimbulkan rasa antipati kepada rakyat dan dengan itu pula, pihak-pihak yang tadinya pro kepada permesta mulai balik belakang dan menentang permesta. Dengan demikian G.P.3 mendapatkan simpati dari masyarakat dan pihak ABRI yang masih setia kepada pemerintah pusat,beberapa orang polisi mulai memisahkan diri lari dari kesatuannya dan bergabung dengan G.P.3. mereka juga dipimpin oleh komandan mereka masing-masing yaitu: I. RORY. UMAR BASING, TADJILA, BUKKA, PARABAK, MADDJILA, BUKKA, PARABAK, MADJID, ALU LUAS, SIYARAN AMUAL, dll. Demikian juga dari Angkatan Darat yang dipimpin oleh Sersan Membaligh telah ikut bergabung dengan G.P.3 komando pemuda permesta pun setelah melihat kenyataan bahwa permesta adalah suatu gerakan pemberontak maka merekapun melapor ke markas G.P.3 dan menyatakan diri untuk bergabung dan mereka berjanji tidak akan mengkhianati pancasila sebagai asas yang dipertahankan oleh G.P.3 pada waktu itu.

24 APRIL 1958, TERJADI TEMBAK MENEMBAK ANTARA GERAKAN PEMBELA PEMERINTAH PUSAT DENGAN PERMESTA.
Akan tetapi F. Mingkid tetap selalu mempertahankan permesta bahkan mati hidup bersama permesta bahkan mengancam untuk menghancurkan kubur pertahanan G.P.#. yang kebetulan pada waktu itu kubu pertahanan G.P.3. ada di rumah M.Metahang sendiri, maka karena jalan perundingan tidak bisa ditempuh lagi maka terpaksa menyiapkan kekuatan masing-masing untuk siap bertempur untuk mempertahankan prinsip masing-masing.

D. PLAY DAN HABIBI MELARIKAN DIRI KE MENADO.
Setelah permesta mulai merasakan kehilangan keseimbangan sedangkan dari pihak masyarakat tidak lagi percaya akan omongan-omongan mereka maka akhir april 1958, D.PLAY sebagai kom.vak dan HABIBI sebagai komandan BODM dengan diikuti oleh seorang komandan KOP. 2 ( SINYO WALEWANGKONG ) dengan tanpa setahu anak buahnya lari meninggalkan TOLI-TOLI dan menuju menado sebagai pusat kegiatan permesta.

TEMBAK-MENEMBAK ANTARA G.P.3. DAN PERMESTA.
Pada tanggal: 24 april 1958, setelah jalan musyawarah tekah beberapa kali ditempuh sebagai G.P.3 malahan mendapat ultimatum untuk dihancurkan pada jam 12 tengah hari tanggal tersebut di atas maka pimpinan G.P.3 terus menyiapkan pasukan yang ada untuk menunggu  kemungkinan yang akan dilaksanakan oleh permesta. Kekuatan-kekuatan G.P.3 yang dipimpin oleh M.Metahang pada waktu itu ialah  : KOMANDAN : M.METAHANG,
                     WAKIL      : AMR5IN MUMU,
                      ANGGOTA         : AHMAD RUMU
                      ANGGOTA         : A.W. HIPPY.
Kekuatan G.P.3 dari pemuda sejumlah 65 orang. Dari kepolisian sejumlah 13 orang di bawah pimpinan : PAPYLAYA, IB. RORY, UMAR BASING DAN TADJILA, sedangkan dari A.D. dibawah pimpinan sersar  D. MEMBALIGH.
Pertamputan berlangsung selama 7 jam, yaitu mulai jam 8 pagi dan selesai jam 4 sore sesudah komandan permesta tertembak di kepalanya ( F.MINGKID ) namun tidak sampai korban karena hanya mengenai kepala bag.kiri tidak tembus di otak. Tertembaknya pimpinan permesta ini mengakibatkan permesta menyerah tanpa syarat kepada G.P.3 demikianlah sesudah permesta menyerah maka seluruh senjata yang ada di tangan permesta dilucuti dan pimpinannya dimasukkan kedalam lembaga permasarakatan.

16 MEI 1958 GEROMBOLAN DI/TII MENYERANG TOLITOLI.
Belum sebulan G.P.3 dalam membenahi keamanan, maka tiba-tiba pada tanggal 16 mei 1958 TOLI-TOLI diserang oleh pasukan gerombolan yang berkekuatan 75 orang dibawah pimpinan ASLY sebagai orang kedua dari MOH. NUR RASYID komandan gerombolan DI/TII SULAWESI TENGAH. Serangan tersebut dapat dipatahkan oleh G.P.3 dengan menembak pimpinanya di tangah kanannya 3 orang korban dari pihak gerombolan yang di bawah lari sambil mundur dan melarikan diri dengan menumpang perahu motor yang disiapkan oleh mereka di pulias.


20 MEI PASUKAN OPERASI MENADO. 3 DARI DETASEMEN M. MENDARAT DI TOLI-TOLI MELALUI KELANGKANGAN.
Pada tanggal 20 mei 1958, maka tiba-tiba pos tanjung pelabuhan dede melaporkan bahwa ada terlihat dua buah kapal yang dengan semaran sedang memasuki TOLI-TOLI dan telah berada di belakang pulau LUTUNGAN. Ternyata laporan itu benardan ketika komandan G.P.3 memeriksa dan melihat dengan teropong maka ternyata kapal tersebut menuju TOLI-TOLI tetapi merapat kepantai kalangkangan. Komandan G.P.3 pun terus menuju kalangkangan dimana dalam perjalanan bertemu dengan banyak rakyat desa kalangkangan yang lari membawah barang-barang mereka dengan maksud mengungsi ke ogomoli karena menurut keterangan mereka bahwa yang mendarat sekarang di kalangkangan adalah pasukan permesta sebab mereka itu terdiri  dari anak-anak menado. Akan tetapi komandan G.P.3 yakin karena dengan melihat kapal melalui teropong itu nyata bahwa kapal tersebut adalah type kapal perang ampok yaitu adalah kapal yang telah melarikan diri dari menado ke pusat. Oleh karena itu suatu keyakinan timbul bahwa itu pasti adalah  tentara dari pusat (TNI). Ketika komandan G.P.3 sudah menyebrang jembatan kalangkangan bersama dengan pengawalnya (john lewis ruagawe) maka tiba-tiba diujung seberang ditodong oleh 2 orang tentara yang telah mendarat dari kapal. Setelah komandan G.P.3 melaporkan tentang keadaan yang sebenarnya setelah melihat bahwa apa yang melekat di bahu tentara-tentara itu adalah lambang siliwangi. Demikianlah sesudah laporan pendek itu maka kedua tentara itu terus di bawah menghadap komandannya yang berada di kapal. Ternyata yang menjadi pemimpin pasukan tersebut adalah kapten B.SUPIT OKH. Kemudian setelah supit menerima laporang dari komandan G.P.3, maka ia terus memerintah agar kapal lansung saja masuk pelabuhan TOLI-TOLI sedang ia bersama komandan G.P.3 bersama-sama dengan pasukan lainnya turun berjalan kaki sama-sama masuk TOLI-TOLI. Setibanya di TOLI-TOLI ternyata kota TOLI-TOLI telah dikosongkan oleh pasukan G.P.3, karena mereka termakan oleh berita rakyat yang dari kalangkangan yang telah mengatakan bahwa yang mendarat itu adalah pasukan permesta, dan komandan G.P.3 (M.METAHANG) sudah ditahan oleh pasukan permesta karena mereka rupanya melihat bahwa komandan G.P.3 tersebut di bawah keatas kapal.



SETELAH DICARI DALAM WAKTU 2 JAM SUDAH TERKUMPUL DAN DIADAKAN SAMBUTAN DI TANAH LAPANG HI.HAYUN.
   BERTH SUPITH dalam pengjelasannya menegaskan bahwa sesungguhnya mereka singgah di TOLI-TOLI hanya untuk mengisi air di kapal, sesudah meraka menghancurkan kubu pertahanan gerombolan yang ada di SONI yang menjadi pertahanan gerombolan DI/TII di bawah pimpinan MOH.NUR RASYID. Jadi mereka sesudah mengisi air akan terus melangsungkan pelayaran ke menado dalam tugas operasi permesta di menado. Namun mereka sampat memberi dorongan semangat kapada pasukan G.P.3 dan memberi bantuan senjatan berupa 2 (dua) kas granat untuk pasukan G.P.3. sesudah 36 jam berada di TOLI-TOLI maka pada malam tanggal 22 mei 1958, mereka berangkat melansungkan perjalanan ke menado.
          Perlu dituturkan bahwa di waktu pertempuran antara pasukan G.P.3 dan pasukan permesta pada tanggal 24 april 1958, maka pasukan  G.P.3 mengirim beberapa utusan kepalu antara lain AMRIN MUMU dan AHMAD RUMU serta M.GALIB FUDELLA untuk meminta bantuan peluru dan senjata pada pasukan pemerintah pusat yaitu Bn.758 (eks Bn.FRANS KARANGAN) yang telah beradadi palu dan pasukan Brawijaya 516 yang komandannya adlah mayor SAMPURNO.

25 MEI 1958, MENDARAT LAH DI TOLI-TOLI PASUKAN BRAWIJAYA BATALION 516. DIBAWAH PIMPINAN KAPTAN TITULER USMAN BALLO.
Hasil dari utusan yang dikirim untuk memintakan ke palu, maka tangal 25 mei 1958, mendaratlah di TOLI-TOLI pasukan Brawijaya 516, dibawah pimpinan Kapten Tiluler Usman Ballo, dengan satu regu Brawijaya reguler di tambah dengan anak buahnya Usman Ballo dari eks TKR. Pasukan ini dibawah pimpinan utusan G.P.3 AMRIN MUMU.
Adapun yang menjadi kepala staf dari USMAN BALLO ini adalah : LETDA SOEPARMO, dan staf satunya adalah sersar mayor MUJONO. Setelah beberapa hari G.P.3 mengadakan kerjasama dengan Brawijaya 516 yang dipimpin Usman Ballo ini maka kemudian G.P.3  mengadakan timbang terima dengan Usman Ballo ini sesudah komandan G.P.3 yaitu M.METAHANG melaporkan semua kegiatan yang diadakan selama G.P.3 melaksanakan tugas pengamanan didaerah BUOL-TOLI TOLI. Sesudah timbang terima ini maka semuah anak-anak buah G.P.3 kembali memegang tugas pokok masing-masing seperti guru sekolah, pegawai daerah, polisi negara, dan kemudian dari pada itu Usman Ballo memilah pemuda-pemuda yang belum ada tugas pokok dipakai terus menjadi pengikut Usman Ballo, dan kemudian Usamn Ballo inilah yang kemudian membebaskan tahanan-tahanan permesta yang ditahan oleh G.P.3.
          Sesudah kapten Usman Ballo bertugas sampai dengan akhir 1958, maka kemudian datanglah penggantinya juga dari Brawijaya 516 yang dipimpin oleh LETNAN SATU KRISYANTO. Kedatangan LETTU KRISYANTO ini adalah membawa sturuktur baru dalam susunan organisasi ketentaraan dimana pada waktu itu di sulawesi-tengah telah dibentuk PELAKSANA KUASA PERANG (PEKUPER.) jadi kedatangan LETTU KRISYANTO ke TOLI-TOLI selain sebagai komandan pasukan juga dia adalah sebagai PEMBANTU UTAMA PELAKSANA KUASA PERANG (PU.PEKUPER.). Perlu diriwayatkan sedikit aktivitas LETTU KRISYANTO  di TOLI-TOLI terutama sekali ialah memberi nama desa KILODUA menjadi SIDOARJO, dimana nama itu melekat samapi sekarang ini dan justru didesa itu  pula beliau sempat menyunting seorang puteri yang bernama: ROSMA SINSU, menjadi isteri yang kedua. Nama itu diberi KILODUA karena justru beliau berasal dari kota sidoarjo jawa timur. Beliau didalam bertugas juga mengikuti pegawai-pegawai untuk menumpas gerombolan, sesudah pegawai-pegawai itu dilatih oleh beliau. Pernah beliau bersama-sama dengan pegawai-pegawai sejumlah 52 orang mengadakan operasi gerombolan didaerah DONDO.
Perlu kiranya juga dijelaskan bahwa pimpinan pemerintahan sipil pada waktu itu adalah ANDI TAHIR sebagai kepala pemerintahannya dan F.MINGKID sebagai kepala polisi terdahulu telah diganti oleh A.KALORES. sesudah lettu krisyanto bertugas sampai akhir tahun 1960 maka beliau diganti lagi oleh LETTU ISMADI yang telah membawa struktur baru dalam kemiliteran yaitu dari PU.PEKUPER menjadi PERWIRA DISTRIK MILITER (P.D.M). LETTU ISMADI ini bertugas sepanjang tahun 1960, dimana TOLI-TOLI pada waktu itu sudah berubah status dari daerah kawedanaan telah berubah menjadi DAERAH TKT II (KABUPATEN) dimana yang menjadi bupati pertamanya adalah: R.M.PUSADAN yang dilantik oleh KOLONEL SOENARYADI sebagai panglima KO-DAM XIII Medeka pada tanggal 16 juli 1960. Secara singkat pembentukan daerah TKT II BUOL-TOLO TOLI akan diriwayatkan di halaman berikut: setelah BUOL-TOLI TOLI tergabung menjadi daerah TKT II, maka pembentukan segala perangkat telah disesuaikan dengan tinggkatan daerahnya, seperti kepolisian kalau dahulunya hanya kepala polisi distrik, maka kini sesuai dengan tingkat daerahnya telah dirobah pula menjadi kepala polisi Ressort ( Ka.PERES), yang pada waktu itu dipimpin oleh : A.KAROLES. sesudah Lettu ISMADI bertugas KAPTEN NUSSI dari kes. Brawijaya 502. KAPTEN NUSSI dibantu oleh kepala stafnya yang bernama: LETTU ISMAIL, dimana sejak waktu itu pulalah status P.D.M tadinya berobah menjadi KOMANDO DISTRIK MILITER (KO DIM).
Demikianlah setelah kapten NUSSI bertugas sampai dengan akhir 1962, maka ia pun diganti oleh: MAYOR SUWONDO, sebagai DAN DIM, demikianpula dari kepolisian telah diganti dari DRS. SOEKARJO DIPOINOMO oleh R.SIRANG. dan BUPATI KEPALA DAERAH pun telah diganti pula dari: R.M. PUSADAN ke tangan MOH. KASIM RAZAK. Kemudian MAYOR SUYADI bertugas sampai akhir 1967, dan sesudah itu digantikan pula oleh MAYOR ABD. SALAM dengan kepala stafnya EDDY SOEROSO. Sedangkan dari kepolisian telah berganti pula dari A.SIRANG ke A.LIHAWA dan bertugas sampai dengan akhir tahun 1968.
Demikianlah sesudah EDDY SUROSO naik pangkat menjadi MAYOR, maka sesudah MAYOR ABD.SALAM  pindah dari TOLI-TOLI maka MAYOR EDDY SOEROSOlah yang menggantikannya sebaga DAN DIM BUOL-TOLI TOLI dan yang menjadi kepala stafnya adalah kapten DULHADI dan mereka bertugas samapi dengan pemilihan umum tahun 1971. Dan sesudah itu maka EDDY SOEROSO terpilih menjadi BUPATI KEPALA DAERAH BUOL-TOLI TOLI dan untuk DAN DIM datang lagi PAK LETKOL: SUYADI untuk DAN DIM  kedua kalinya, dan bertugas dari tahun 1972 sampai dengan 1975. Setelah EDDY SOEROSO, menjadi BUPATI KEPALA DAERAH TKT II BUOL-TOLI TOLI YANG KE-III, maka pimpinan KO.DIM dan kepolisian saling ganti berganti sampai kini sebagai berikut:
DAN DIM : LETKOL SURYADI DAN KA.STAFNYA MAYOR LOMBOAN bertugas dari tahun 1972 sampai dengan 1975. Kemudian sesudah itu letkol suyadi digantikan lagi oleh: MAYOR SIPAN dengan stafnya MAYOR MARGONO bertugas dari tahun 1975 sampai dengan 1977 dan sesudah mayor sipan meninggal di TOLI-TOLI, maka MAYOR MARGONO menjabat sementara DAN DIM 1977 sampai dengan 1978, dan sesudah itu maka sampai pengganti Mayor sipan ialah: MAYOR SANTOSO dengan stafnya MAYOR MARGONO bertugas dari 1978 sampai dengan 1980, kemudian yang bertugas sampai kini sebagai pengganti Mayor SANTOSO  adalah: LET-KOL SULAIMAN M. Dengan KA.Stafnya I pertama adalah: Mayor S.G.SOEPARDI (ALMARHUM) dan digantikan oleh Mayor MU ALIm.
DAN DES  : sebagaimana DAN DIM yang silih berganti demikian pula dengan komandan Ressor kepolisian dari R.SIRANG sebagai telah di jelaskan di atas maka beliau pun digantikan oleh : A.LIHAWA kemudian di ganti kan oleh: DRS.SUMPENO, dan DRS.SUMPENO kemudian diganti oleh: R.P.SYAHAWARUDIN dan R.P.SYAHAWARUDIN kemudian diganti oleh :A.R.LIHAWA dan digantikan oleh : P.WINARNO dan winarno digantikan oleh : SOEHARJO dan SOEHARJO kemudian digantikan DRS.KADIRUN sampai kini. Adapun periode tugas dari kepolisian ini penulis tidak dapat mencantumkan pada penulisan kali ini dan bila kemungkinan masih ada yang tidak sempat tercantum maka penulis memohon maaf karena ada data autentik tidak ada pada penulis dan semua ini hanya berdasar ingatan saja. Namun demikian penulis juga berharap kiranya penulisan yang pendek ini dapat dijadikan bahan pegangan bagi mereka-mereka yang mau meliput perkembangan daerah KABUPATEN BUOL-TOLI TOLI dari segala segi.

SEJARAH SINGKAT PROSES TERBENTUKNYA KABUPATEN DAERAH TKT II BUOL-TOLI TOLI.
Sebagaimana diketahui bahwa dahulunya kedua wilayah kawedanan ini yaitu BUOL-TOLI TOLI masing-masing tergabung dalam dua kabupaten, yaitu : BUOL-TOLI TOLI termasuk dalam kabupaten GORONTALO sedangkan kawedanan TOLI-TOLI  termasuk dalam daerah KABUPATEN DONGGALA. Usaha pertama untuk melepaskan diri dari ikatan kabupaten dan berusaha untuk menjadi kabupaten sendiri adalah dari pemuka-pemuka masyarakat BUOL yang waktu itu dipelopori oleh: USMAN BINOL dari partai kedaulatan rakyat (P.K.R) BOMBO SALAKEA dari MASYUMI, USMAN LAINDJONG DARI PNIT.KAWANDAUD dari MASYUMI, Ds.BUTUDOLA dari PNI, s.raukang dari P.K.R. A.M.ABD RACHMAN dari PSII dan L.P.TAIM dari PSII. Para pemuka masyarakat ini kemudian bersepakat untuk membentuk satu delegasi untuk menyampaikan petesi rakyat ini ke gubernur SULAWESI di MAKASSAR yang pada waktu itu tahun 1955 Gubernur sulawesi adalah: LANTO DAENG PASEWANG. Utusan pada waktu itu dipimpin oleh USMAN BINOL dan langsung menghadap Gubernur LANTO DAENG PASEWANG di makassar dimana kebetulan LANTA DAENG PASEWANG adalah pendiri PARTAI KEDAULATAN RAKYAT (PKR). Utusan disambut baik oleh gubernur pada waktu itu dan gubernur dalam rangka perjalanan dinasnya ke ujung utara pulau selawesi, maka sempat pula mampir di TOLI-TOLI dan BUOL dalam rangka melihat dari dekat situasi daerah menyesuaikan dengan tuntutan masyarakat BUOL tersebut. Akan tetapi rupanya pada waktu itu belum ada maksud dari pemerintah untuk mengadakan suatu pemekaran dalam kabupaten-kabupaten dan mungkin pula persyaratan untuk itu belum cukup,  maka hal tersebut oleh pemerintah belum dapat direalisir pada waktu itu. Untuk itu pula maka pada tahun 1957, maka pimpinan masyarakat dari BUOL mengarahkan pandangannya ke TOLI-TOLI dan mungkin malihat kemungkinan-kemungkinan dalam usaha mau bersama-sama berjuang untuk maksud dan tujuan yang sama yaitu untuk membentuk suatu kabupaten lepas dari ikatan-ikatan kabupaten yang membawahinya pada waktu yang lampau dalam hal ini Gorontalo dan donggala.
Untuk itu pula maka pada bulan maret 1957, telah datang ke TOLI-TOLI utusan dari BUOL yang terdiri dari utusan-utusan yang dikirim ke makassar dahulunya yang dipimpin oleh: USMAN BINOL, DS.BUTUDOKA, L.P.TAIM, BOMBO_SALAKEA, M.BATALIPU dimana maksud mereka tidak lain yaitu untuk mengadakan suatu pendekatan dengan pemuda-pemuda masyarakat TOLI-TOLI dengan pemerintahnya dimana pada waktu itu yang menjadi kepala pemerintah dan pemuka-pemuka masyarakat telah diadakan rapat bersama beberapa kali dimana keputusan dalam rapat-rapat tersebut ialah:
1.     Satujuh dua kewedanaan bergabung menjadi satu dan berjuang ke pusat untuk peningkatkan status dari kewedanaan menjadi satu kebupaten.
2.    Memilih bebrapa orang utusan yang mampu memperjuangkan petisi ini ke menteri dalam negeri di pusat JAKARTA.
Untuk keputusan punt.2, maka dipilihlah utusan-utusan yang mampu, dimana yang terpilih ialah:
1.     SALEH ALATAS (MASYUMI) sebagai Ketua II.
2.    MOREL METAHANG (PNI) sebagai Sekertaris.
3.    HI.IBRAHIM MALANGKE sebagai Anggota (PSII)
4.    H.G.PUA (PNI) sebagai Anggota
5.    HI.MOH.ARSYAD (MASYUMI) sebagai Anggota.
Adapun biaya dari ke lima utusan ini disponsori oleh pemerintah kewedanaan yang bekerja sama dengan B.O.D.M TOLI-TOLI. Keberangkatan ke lima delegasi ini dimulai tanggal 09 juli 1957 dengan melalui menado terlebih dahulu untuk menghubungi Gubernur Militer (D.J.SOMBA) pada waktu itu dan Gubernur Sipil (H.D.MANOPPO).  setelah beroleh bebrapa pegangan dari menado dari pemerintah yang berwewenang dalam hal ini Gubernur Militer dan Gubernur Sipil (istilah yang dipakai oleh permesta), maka delegasi melanjutkan perjalanan menuju Jakarta dengan melalui Makassar. Utusan tiba diJakarta pada tanggal 15 Agustus 1957 dan sesudah perayaan 17 Agustus 1957 yaitu pada tanggal 18 Agustus 1957, maka para delegasi dengan terlebih dahulu menghubungi pusat partai masing-masing barulah menghadap menteri dalam negeri yang kebetulan pada waktu itu menteri dalam negeri adalah Bapak SOENOESI dari PNI. Demikianlah setalh beroleh beberapa pengangan terutama sekali dari menteri dalam negeri dan dari parlemen RI, maka kemudian para utusan kembali pulang ke TOLI-TOLI. Setibanya di TOLI-TOLI panitia penuntut Kabupaten terus berinisiatif mengadakan rapat-rapat untuk mempersiapkan segala sesuatunya menyambut realisasi daerah Tkt II yang baru nanti. Untuk itu pada halaman penulis merasa perlu malampirkan salah satu hasil karya panitia penuntut Kabupaten BUOL-TOLI TOLI yaitu hasil dari suatu rapat bersama sesudah delegasi pulang (kembali) dari Jakarta. Demikian sesudah itu karena pihak permesta semakin goncar malaksanakan usaha pemberontakannya, maka seluruh perhatian pemerintah pusat pada waktu itu di arahkan untuk bagaimana menumpas pemberontakan permesta yang pada waktu itu sudah bersatu dengan PRRI. Maka sepanjang tahun 1958 dan sampai dengan akhir 1959, usaha pemerintah adalah menumpas pemberontakh PRRI/PERMESTA, sehingga nanti akhir tahun 1959,barulah pemerintah pusat mengeluarkan undang-undang no.29. tanggal 31 Oktober 1959 sebagai penetapan tentang pembentukan-pembentukan daerah-daerah Tkt II yang baru bersama-sama dengan 23 Kabupaten yang ada di sulawesi selatan. Sesudah undang-undang ini dikeluarkan maka panitia penuntut kabupaten terus dipanggil oleh Residen Kordinator di palu yaitu Bapak KUSNO DHANUPOYO, dimana dalam percakapan bersama kemudian disetujui R.M.PUSADAN untuk dikirim ke TOLI-TOLI menjadi Bupati persiapan dalam rangka pembenahan daerah Tkt II yang baru ini dan kemudian oleh Keputusan pemerintah Pusat R.M.PUSADAN ditetapkan sebagai BUPATI KEPALA DAERAH YANG DEFINITIF dan dilantik oleh panglima kodam XIII Merdeka(KOL.SOENARYADI)  pada tanggal 16 Juli dijadikan sebagai Hari Daerah Tkt II BUOL-TOLI TOLI. 
LOGO DAERAH :
- BENTUK PRISAI JANTUNG: Kepahlawanan dan Patriotisme Persatuan
- BINTANG: Ketuhanan yang Maha Esa
- POHON KELAPA: Pohon Serbaguna yang menjadi perekonomian masyarakat
sejak dulu dan sekarang
- 5 BIJI POHON KELAPA DAN 5 PELEPAH: Mewujudkan dan mengamalkan Pancasila sebagai Falsafah Negara
- LINGKARAN PUTIH: Menggambarkan kasih sayang dan persaudaran yang tulus
antara penduduk yang berdomisili didaerah ini
- PADI DAN KAPAS: Sandang dan Pangan atau lambang kesejahteraan dan kemakmuran
- DUA BUAH CENGKEH:Gambaran doa dan pengharapan yang artinya hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya sekaligus cengkeh adalah salah satu komoditi andalan yang banyak diusahankan masyarakat Kabupaten Tolitoli.
- RUMAH ADAT TOLITOLI DAN PINTU ADAT BAMBU KUNING: Rumah adat Tolitoli dan Pintu adat bambu kuning
- DUA EKOR LUMBA-LUMBA: Sifat masyarakat Tolitoli yang ramah dan bergotong royong
- TIGA RIAK AIR: Menggambarkan masa lalu, masa kini dan masa akan datang.
Masa lalau adalah kisah lagenda tiga anak manusia atau totolu yang merupakan
cikal bakal lahirnya manusia pertama tolitoli dan berdirinya daerah ini.
Masa kini adalah kehiudpan dalam reformasi, transparansi dan demokrasi.
Masa datang adalah regenerasi dalam kehidupan dan penerus serta penentu kemajuan daerah ini berakal dari masa lalu.
- GARIS LINTANG: Ikatan batin dengan daerah-daerah lain di Sulawesi Tengah

GEOGRAFI
:
Tolitoli dengan letak geografis yang sangat strategis yaitu berada diselat
Makassar, salah satu dari tujuan selat strategi didunia, hubungan langsung
dengan dunia internasional mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan
potensi daya terik investasi didaerah Tolitoli.
Seperti tertera di rencana strategis pengembangan daerah, ditahun 2010
mendatang Tolitoli dapat berdiri sebagai kabupaten mandiri dan sejahtera bertumpu pada pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan perdagangan.

IKLIM DAN TOPOGRAPI :
Tolitoli memiliki ketinggian yang didominasi perbukitan dengan tinggi 0-2.500
meter dpl (diatas permukaan laut). Sebagai bagian dari wilayah tropis memiliki suhu udara rata-rata 22,4-3,7 0C dengan kelembaban udara pada kisaran 82-86%. Curah hujan pertahun 1.760,6
mm, dengan rata-rata 142 hari/tahun.
Kecepatan angina berada pada kisaran 10-15 knot.

VISI DAN MISI
:
Visi adalah sebuah pernyataan yang menjadi panduan dalam proses pengem-
bangan wilayah, mengartikualisikan wujud dan tujuan wilayah tersebut di
masa depan. Visi kawasan Andalan Tolitoli menurut Rencana Induk. Pengem-
bangan Kawasan Andalan Tolitoli adalah: Terwujudnya kawasan sebagai
simpul strategis dalam jaringan antar wilayah dengan interaksi terkelolah.
Kemampuan menjadikan Kawasan Tolitoli menjadi simpul strategis dalam
jaringan antar wilayah memberikan peluang lebih besar bagi Kawasan Andalan
Tolitoli untuk menawarkan produk-produknya dan menerima produk wilayah lain
dengan satu wilayah tertentu, tetapi mampu berinteraksi dengan wilayah lain
dengan intensitas yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan visi tersebut maka diru-
muskanlah misi kawasan Andalan Tolitoli untuk mendeskripsikan apa harus dila-
kukan untuk mencapai tujuannya.
Misi Kawasan Andalan tolitoli adalah sebagai berikut :
a. Mengembangkan kapabilitas internal, kapabilitas sumberdaya manusia,
pola-pola saling ketergantungan yang menguntungkan dan praktek-praktek
kelembagaan dan regulasi yang mendorong upaya peningkatan daya saing dan
keunggulan bersaing wilayah.
b. Memelihara dan mempertahankan daya saing atas komoditi-komoditi unik.
c. interkoneksi intrawilayah.
d. Mengembangkan kemampuan untuk menggali sumber-sumber pendapatan bagi
pembangunan yang mendukung desentralisasi dan otonomi daerah.

SARANA DAN PRASARANA :
               
            Kebijakan pengembangan prasarana wilayah di Kawasan Andalan Tolitoli diarahkan untuk membentuk perwujudan konsep pengembangan tata ruang dan menunjang pertumbuhan kegiatan sektor unggulan dan kegiatan-kegiatan terkait.
Arahan pengembangan prasarana wilayah dapat ditunjukan sebagai berikut :
1.pembangunan prasarana penduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi sejalan dengan kompleksitas kebutuhannya pada masing-masing pusat perumbuhannya.
2.Pembangunan prasarana dan sarana dalam menunjang peruuhan sektor-sektor
unggulan pada setiap clister (zoning) dan pertumbuhan wilayah disekitar,
meningkatkan aksesibitas dan pelayanan kebutuhan wilayah sekitarnya sehingga
membentuk sturuktur tata ruang yang dituju.
Kawasan Andalan Tolitoli mempunyai prioritas utama pembangunan daerah pada pembangunan danpeningkatan prasarana perhubungan baik darat, laut dan udara.
Melalui telekomunikasi usaha untuk mewujudkan prasarana perhubungan ini ditujukan untuk membuka keterisoliran Tolitoli diharapkan dapat mencapai pemerataan pembangunan keseluruhan wilayah Kabupaten Tolitoli. Selain itu sebagai Kawasan Andalan Tolitoli harus dapat menciptakan iklim berusaha yang menunjang tumbuhnya aktivitas ekonomi yang dapat diandalkan. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan prasarana sesuai dengan arah pembangunan prasarana wilayah dalam Rencana Induk pengembanagan Kawasan Andalan Tolitoli.

OBJEK WISATA :
1. Pantai Lalos, Batu Bangga, Kec. Galang
2. Pantai Tende dan Pantai Sabang Desa Tende Kecamatan Galang
3. Pantai Taragusung-Pulau Dolangan Desa Santigi Kecamatan Tolitoli Utara.
4. Pantai Dermaga Batu di Tolitoli Utara
5. Konservasi Burung Maleo, di Pantai tj. Matop, Pantai Pinjan
,Desa Salumpaga Kec. Tolitoli Utara
6. Pulau Telur, Pulau Lingayan : Pemandangan Bawah Air
7. Air Terjun Kolasi Desa B
sambapun Kecamatan Dampal Utara
8. Air Terjun Sigelan Desa Oyom Kec. Lampasi
9. Rumah Adat Balai Masigi, Desa Tambun Kecamatan Baolan
10.Makam Raja Tolitoli di Pulau Lutungan

INVESTASI :
Tolitoli dengan letak geografis yang sangat strategis yaitu berada diselat
Makassar, salah satu dari tujuan selat strategi didunia, hubungan langsung
dengan dunia internasional mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan
potensi daya terik investasi didaerah Tolitoli.
Seperti tertera di rencana strategis pengembangan daerah, ditahun 2010
mendatang Tolitoli dapat berdiri sebagai kabupaten mandiri dan sejahtera
bertumpu pada pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan perdagangan.

 BUDIDAYA :
Luas lahan cengkeh di Tolitoli 24.794 Ha, yang terdiri dari 23.299 Ha, tanaman
muda menghasilkan, dan 1.495 Ha, tanaman tua / rusak, tetapi masih
menghasilkan, sedangkan tanaman cengkeh muda yang belum mulai menghasilkan 102 Ha. Data kebutuhan cengkeh nasional pada tahun 1999menunjukkan bahwa karena besarnya kebutuhan cengkeh untuk pabrik rokok, infor cengkeh tahinitu mencapai 20.690 ton.
Meningkat cengkeh tolitoli tergolong berkwalitas bagus, maka pengembangan
perkebunan cengkeh merupakan kebijakan yang akan menguntungkan masyarakat petani cengkeh dan Pemda Tolitoli. Kebijakan tersebut diatas mengacu pada Kebijakan nasional dalam Pengembangan Cengkeh yang diarahkan pada :
1. Stabilitas harga cengkeh,
2. Dukungan penyediaan dana untuk peningkatan produksi dan mutu hasil,
3. Peningkatan nilai tambah komoditas cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional ter
sebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah menindak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit
unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan
diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas, sehingga dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal. Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas, maka Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya disektor budidaya cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah men-
indak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan
pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
1.Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit
unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
2.Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatanmutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
3.Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri.
Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani
cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas, sehingga dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal.
Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas, maka Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya disektor budidaya cengkeh.
Berdasarkan kebijakan nasional tersebut Dinas Perkebunan Tolitoli telah men-
indak lanjuti dengan perencanaan pengembangan cengkeh yang dititik beratkan
pada 3 kegiatan, yaitu pengadaan bibit, budidaya, serta panen dan pasca panen.
1.Pengadaan bibit meliputi penambahan areal lahan pembibitan, penyediaan bibit
unggul, penyediaan modal petani, dan penyediaan pupuk serta obat-obatan.
2.Budidaya meliputi peremajaan dan perluasan lahan perkebunan cengkeh, peningkatan mutu tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta penyediaan permodalan petani.
3.Panen dan pasca panen meliputi peningkatan mutu cengkeh, perluasan pasar, dan diversifikasi produk yang erat kaitannya dengan agro industri.
Ketiga kegiatan diatas membutuhkan modal yang tidak sedikit. Selama ini petani
cengkeh di Tolitoli menggunakan permodalan sendiri yang relatif terbatas, sehingga dalam pengelolaan teknis budidaya yang dilakukan belum optimal.
Menyadari bahwa dana pembangunan daerah yang bersumber dari PAD terbatas, maka Pemerintah Daerah Tolitoli mengundang investor untuk menanamkan modalnya disektor budidaya cengkeh.

Hubungan Antar Negara :
Pada masa pemerintahan Eato Mohammad Tohir sudah ada hubungan dengan  Ternate. Dengan Ternate mungkin hubungannya sebagai daerah taklukan dari Ternate. Buktinya adanya penyerahan tongkat kerajaan di mana tongkat tersebut memakai inisial Sultan Ternate di bagian pangkalnya. Di samping itu Pombang Lipu bersahabat dengan raja-raja Bolaang Mongondow, Dolaan Itam, Kaidipan, dan Raja Gorontalo.
Dengan Gorontalo Eato Mohammad Tohir terikat hubungan keluarga. Hubungan kerajaan Toli-Toli dengan  kerajaan Gorontalo karena terikatnya hubungan keluarga dengan menikahnya Ndain dengan Kurambu (putrid Toli-Toli).
Hubungan dangan Goa sebagai daerah taklukan di samping hubungan keluarga. (lihat sejarah atlas Moh. Yamin pada abad XVI-XVIII). Hubungan dengan Sigi sebagai keluarga dengan nikahnya keturunan Raja Toli-Toli, dengan Putri Sigi setelah Toli-Toli ditaklukan oleh Raja Sigi.




A. Penyelenggaraan Hidup dalam Masyarakat
1. Pemenuhan Kebutuhan
Pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan cara-cara pemenuhan kebutuhan dari zaman kuno. Untuk beberapa daerah sudah mulai di lakukan penanaman padi. Di Toli-Toli sudah mulai mengenal penanaman padi, yaitu pada tempat-tempat yang di genangi air. Mereka yang menanam di rawa belum mengetahui teknik pengaturan air hingga padi di tanamnya sampai tua tetap tergenang dalam air. Sudah mulai penanaman sagu (yang tadinya hanya tumbuh sendiri di hutan-hutan) dan kelapa yang sering dijadikan emas kawin. Mereka sudah mulai memelihara binatang ternak seperti ayam, anjing (untuk berburu), kerbau dan sapi. Di samping pertanian lading di beberapa tempat sudah mulai mengerjakan sawah. Juga berburu dan mengambil hasil hutan seperti rotan, dammar, untuk kebutuhan sendiri-sendiri. 

2. Hubungan Antargolongan
Dalam masyarakat semakin jelas adanya kelompo-kelompok raja, bangsawan, orng merdeka, budak atau hamba. Hubungan antara golongan-golongan in di atur oleh adat yang sudah melembaga dalam masyarakat. Di Toli-Toli antara golongan Unbokilan dan Manuru sudah ada kerukunan. Tingkatan-tingkatan dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
1.     Keluarga Bangsawan di sebut golongan 12 Tua.
2.    Keluarga Bangsawan Muda di sebut golongan 12 Muda, atau 8.
3.    Keluarga orang biasa di sebu golongan 4.
Perbedaan atau pembagian lapisan masyarakat ini amat menonjol dan nyata sekali pada waktu adapt upacara-upacara perkawinan, kematian dan sebagainya.

B. Kehidupan Seni Budaya
1. Pendidikan
Masih tetap pendidikan tradisional diadakan dalam hubungan keluarga untuk membentuk watak, susila, dan ketrampilan dalam memenuhi keperluan hidup seperti misalnya pengetahuan dalam pengolahan tanah dan berburu.
Dengan cerita lisan dibina pembentukan watak anak untuk mengetahui tata susila, menjadi berani dan kesatria. Etiket dalam pergaulan dimana yang muda harus menghormati yang lebih tua, golongan bawah harus menghormati golongan atas (bangsawan), demikian pula sebaliknya bagaimana golongan bangsawan menghadapi golongan di bawahnya. Karena pada zaman baru ini telah terpengaruh ajaran islam yang sudah masuk ke Sulawesi Tengah (walaupun belum menyeluruh), maka mulai lah dalam lingkungan yang memeluk kepercayaan ini diadakan pelajaran mengaji Al-Qur’an dan cara pelaksanaan ibadah (syariah islam). 


2. Kesenian
Pada umumnya agama sama dengan kesenian zaman kuno. Seni tari, musik, nyanyian yang pada umumnya diadakan dan dikaitkan dengan upacara penyembahan pada roh (tari sakral dan magis), di samping untuk pergaulan muda mudi disaat tertentu menurut adat. Dengan masuknya ajaran islam maka juga termasuk dalam seni ini yaitu seni bacaan Al-Qur’an dan dzikir diadakan pada saat-saat tertentu seperti pada bulan ramadhan, pada waktu kematian, selamatan, perkawinan, dan lainnya.

Upacara-upacara adat dalam pertanian.
Dalam bidang pertanian berlangsung upacara-upacara adat sejak membuka lading baru sampai upacara panen yang di sebut Adantane. Jiwa daripada upacara ini ialah laku perbuatan suci yang berisikan kepercayaan leluhur (nenek moyang) kepada yang dianggapnya penguasa tanah (To Manuru) yang memberikan kesuburan, keberhasilan, atau kegagalan. Dalam kontak dan komunikasi dengan penguasa itu diadakanlah upacara-upacara adat.
1.     Upacara pembukaan ladang baru.
Upacara ini disebut Balia Tampilangi. Yang memimpin acara ini ialah petugas di bidang pertanian yang diangkat atau ditunjuk oleh masyarakat, sesuai fungsi atau jabatannya, yaitu: Ulu tumba-Panuntu-Pogane-Togura Ntane-Maradika tanah dan Suro. Kegiatan upacara ini dipusatkan di Bantaya yang di buat di daerah lokasi perkebunan baru.
Tata cara pelaksanaannya:
a.    Motengge ntalu (memecahkan telur), yaitu telur masak yang dibawa oleh para petani. Yang berperan disini ialah Pogane (ahli mantra). Dengan hasil pemecahan telur tersebut akan diketahui atau sebagai suatu alamat bahwa usaha lading tersebut dapat berhasil atau gagal. Tanda-tanda kegagalannya kalau ada telur yang busuk, kosong atau lainnya yang menunjukan tanda-tanda tidak baik.
b.   Mogane ridayo (membaca mantra-mantra dikuburan yang dianggap keramat). Semua bahan-bahan untuk keperluan upacara balia dibawa kekuburan.
*  Nantalu (mulai menebang hutan).
Selesai Mogane Ridayo, semua peserta kembali ke Bantaya. Di tempat iniTogura Ntalua telah membagi lokasi kebun atau lading baru untuk mereka olah masing-masing
*  Nolili Bane (upacara mengelilingi benih padi).
Mengelilingi benih padi yang akan ditanam dengan suatu upacara, yaitu membaca mantra-mantra dengan membuat tempat sesajianyang di sebut “suampela” (semacam kayu bercabang atau tiga batang kayu diikat bagian tengahnya untuk membuat tiang dan bagian atas atau cabang tempat menyimpan benda-benda sesajian).
*  Nobalia.
Selesai upacara diatas semua peserta harus pulang ke Bantaya. Di sini diadakan upacara balia di mana orang-orang yang kemasukan atau kesurupan makhluk-makhluk halus (topokoro balia) sudah siap.
*  Notuda (menanam benih).
Petugas-petugas adapt inti bersama-sama dengan anggotanya dan para petani menuju ke kebun untuk menanam benih pada hari yang telah ditentukan.
* Upacara No unja Bosu.
Bila padi sudah mulai berisi para petugas adat berkumpul untuk mengadakan upacara No unja Bosu, (mengurus bagian padi yang sedang berisi). Demikian pula jagung yang mulai berisi. Kemudian upacara kunjungan ke kuburan keramat untuk berdoa (mengucapkan mantra-mantra) seperti waktu sebelum menanam benih atau bibit.
*  Upacara Nomparaya (mengadakan sesajian).
Dalam upacara ini disembelih seekor ayam. Darahnya diambil dan dibubuhkan pada padiyang tumbuh dari benih yang pertama kali ditanam. Juga diantar berbagai jenis makanan ke kuburan untuk sesajian  yang diletakkan pada sebuah tempat dari kayu bercabangdengan diiring mantra-mantra, yang isinya sama dengan upacara diatas.
*  Modindi (upacarapuji-pujian).
Modindi yaitu suatu upacara puji-pujian kepada pemberi hasil dengan  lagu dan syair-syair tertentu. Isi syair melukiskan asal usul padi atau jagung sampai pada proses pengolahannya.
*  No Kato (memetik padi).
Yang memetik padi pertama kali ialah dukun (sando yang dibarengi dengan mantra-mantra, disusul oleh para anggota lainnya yang mengikutiupacara cara pemetikan.
*  Acara Nopinji.
Padi yang dipanen belum dapat dimakan sebelum diadakan acara Nopinji, yaitu membawa sesajian kepada pemberi hasil. Sesajian tersebut ialah beras baru yang dimasak pertama kali di bawa ke kuburan keramat disertai mantra-mantra.
*  Nanjolo (pesta selamatan panen).
Mengadakan upacara makan-makan sebagai pesta pora dengan segala jenis macam makanan.
*  No Wunja.
No Wunja adalah suatu pesta upacara selamatan selesai panen secara masal dengan acara yang besar dan meriah pada lokasi di sekitar baruga (rumah adat). Jenis wunja ada tiga macam, tergantung dari maksud dan tujuannya, yaitu:         -Untuk To Manaru – wunja kaleketi (wunja oge)
-Untuk Bone – wunja biasa (wunja rango-rango)
-Untuk Tampilangi – wunja bangunjaro
Bentuk wunja mana yang akan dilaksanakantergantung daripada hasil musyawarah di Bantaya.

Pakaian dan Perhiasan
*Pakaian sehari-hari
Bahan-bahannya terdiri dari kulit kayu Nuru (pohon beringin), cara pembuatan kainnya dari kulit kayu yang bahannya dari kulit kayu Nunu. Cara pembuatannya adalah sebagai berikut:
v     Menguliti kayu Nunu sebagai sumber bahan.
v     Merebus kulit kayu tersebut sampai masak lalu di bungkus selama tiga hari.
v     Di cuci dengan air untuk membersihkan getahnya dan biasanya menggunakan pula abu dapur.
v     Kulit kayu tersebut di pukul dengan alat yang di sebut pola (bahannya dari batang enau) sampai mengembang dan melebar. Kemudian dipukul dengan alat yang bernama tinahi yang di buat dari batu yang agak kasar. Disini dapat disambung bahan yang satu dengan bahan yang lainnya agar menjadi lebar dan panjang, di susul dengan alat ike yang halus sampai bahan tersebut sudah menjadi sehelai kain yang panjangnya tiga sampai lima meter.
v     Setelah menjadi kain kemudian di gantung untuk di anginkan (nillave)
v     Sesudah kering dilipat untuk diratakan dengan pola tidak bergigi (niparondo) yaitu semacam setrika.

Pakaian upacara
Kalau pakaian sehari-hari terbuat dari kulit kayu Nunu (pohon beringin), maka khusus untuk pakaian upacara bahannya juga dibuat dari kulit kayu, tetapi kulit kayu dari kayu Ivo yang dapat menghasilkan kain kulit kayu yang lebih halus dan bermutu, dan lebih baik daripada yang terbuat dari kulit kayu Nunu. Kulit kayu Ivo setelah selesai pengolahannya menjadi kainyang warna dasarnya adalah putih. Cara pembuatanya sama dengan cara pembuatan kain kulit pohon Nunu.

* Perhiasan sehari-hari
Baik laki-laki maupun perempuan jarang menggunakan perhiasan. Bagi perempuan cukup anting-anting, kalung dan gelang yang bahannya dari manik-manik yang disambung atau diikat satu sama lain.
Perhiasan-perhiasan saat upacara
§  Daun enau atau daun kelapayang dikeluarkan lidinya. Daun enau atau daun kelapa tersebut dianyam, dibentuk sesuai keinginan atau terurai begitu saja., dan fungsinya hanya sebagai dekorasi.
§  Selain itu juga dikenal dengan menggunakan alat dekorasi yaitu Mbesa, kain kulit kayu yang khusus dibuat dilengkapi hiasan-hiasan yang fungsinya hanya untuk hiasan (dekorasi) pada upacara-upacara tertentu.
3. Tempat Perlindungan atau Perumahan
- Sou adalah pondok yang didirikan di sekitar lading dan sawah.
- Lolu merupakan tempat yang dibuat khusus untuk berteduh.
- Kandepe adalah tempat untuk tinggal sementara
- Bente (benteng), yaitu dikenal pada zaman raja-raja
* Rumah tempat tinggal
Rumah tinggal masyarakat Toli-Toli di Sulawesi Tengah, bentuknya rumah panggung segiempat panjang, bagian samping kiri atau kanan serta muka belakang memakai dinding, tidak mempunyai kamar hanya menggunakan sampiran dari kain kulit kayu Nunu.
 Dalam membuat rumah tinggal baru diadakan berbagai upacara-upacara mendirikan rumah yaitu:
1.  Upacara mendirikan rumah
Sebelum mendirikan rumah selalu di dahului dengan penelitian tanah untuk tempat dimana rumah itu akan didirikan. Tekhnik penelitian tanah itu sifatnya masih tradisional, antara lain dengan memasukan lidi ke dalam tanah atau memasukan ujung parang diiringi dengan mantra-mantra, dimana nanti akan nyata apakah tempat itu baik atau tidak baik sebagai lokasi perumahanpekerjaan penelitian tanah tersebut dilakukan oleh dukun yang khusus bertugas untuk itu. Jadi dukunlah yang berhak menentukan dimana sebaiknya rumah didirikan.
2.   Melubangi tiang
Mendahului pelaksaannya dipilih hari baik, kemudian di undanglah para orang tua dan tukang yang akan membangun rumah itu. Dalam pertemuan tersebut diadakan sesajian dengan tujuan agar tiang rumah kuat, dan tahan lama serta merupakan persembahan bagi makhluk-makhluk halus di sekitar tempat bangunan itu.
3.   Mendirikan rumah
Bilamana tiang-tiang telah selesai dilubangi seluruhnya, maka dicarilah suatu hari yang baik oleh para orang tua untuk menentukan hari mendirikan rumah. Untuk ini disediakan sesajian pula, yaitu:
-          Tebu beberapa batang
-          Pisang setadan
-          Kelapa setangkai (beberapa buah)
-          Jagung seikat
-          Padi sebernas
-          Kain putih satu meter
4.   Menyelamati rumah
Upacara ini dilakukan kelak apabila sebuah bangunan rumah sudah selesai didirikan dan sebelumnya penghuni rumah menempatinya, sebagai upacara selamatan tanda pengucapan syukur dan kegembiraan atas selesainya bangunan rumah itu.

Hubungan ke Luar:

Bentuk hubungan masyarakat Toli-Toli dengan luar daerah.
Pada tahun 1669 antara VOC (belanda) sudah ada bentuk hubungan dengan kerajaan-kerajaan Banawa, Tawaeli, Palu, Loli dan Sigi (selanjutnya disebut kerajaan-kerajaan Kaili).
Hubungan tersebut berbentuk hubungan dagang. Belanda (VOC) mengadakan kontrak pembelian emas. Disamping itu juga di ketahui adanya hubungan persahabatan dengan wakil penguasa Portugis di Ternate pada zaman pemerintahan Sultan Bato. Juga sudah ada hubungan dagang antara Toli-Toli dengan Maluku, Ujung Pandang, Ta Bara (Singapura), dan Malaka.
Masyarakat Toli-Toli mengadakan perdagangan bersama-sama pedagang-pedagang Bugis dengan menggunakan perahu layar. Dengan adanya hubungan dagang Sulawesi Tengah dengan daerah luarnya, maka sudah dikenal pemakaian mata uang sebagai alat jual beli.

Akibat Hubungan
Belanda membuat benteng atau loji di Parigi pada tahun 1770 dan di Lambunu. Pembuatan loji di Parigi dimaksudkan untuk mengawasi penambangan emas di Parigi, yang diusahakan oleh Nedherland Celebes Maatschappij. Tetapi tambang ini tak lama usianya. Produksinya merosot karena itu dianggap tidak sepadan penghasilan dengan ongkos atau yang dikeluarkan. Akibatnya pada tahun 1795 pendudukan atas Parigi dihapuskan dan sejak saat itu sampai kurang lebih tahun 1850  Belanda tidak menghiraukannya lagi. Tentang Pombang Lipu dari Toli-Toli dengan wakil Portugis di Ternate, dimana Pombang Lipu memberikan emas pada Portugis maka beliau dilantik oleh Portugis menjadi raja Toli-Toli pada tahun 1592. Pada abad XVII VOC mengadakan hubungan dengan Raja Toli-Toli yang sudah memeluk agama islam. Sultan Pondu yang sudah beragama islam di perintah memelihara babi, tapi Sultan Pondu memberontak atas perintah ini. Akibatnya beliau dibunuh dengan secara kejam oleh Belanda, beliau diikat pada dua ekor kuda yang kemudian kuda tersebut disuruh lari kea rah yang berlawanan sehingga badan sultan terbelah dua. Hukuman ini dilaksanakan di Manado.

PULAU LUTUNGAN
                                      Pulau ini terletak di arah barat TOlitoli dikelilingi air dan pantai berpasir. Pulau ini dianggap sebagai tempat keramat dan dikunjungi oleh masyarakat dengan tujuan mencari berkah atau bermohon sesuatu pada pulau tersebut. Caranya dengan menancapkan pelepah kelapa ke dalam tanah lalu mencabutnya. Mereka yakin bawah jika pelepah menjadi pendek berarti permintaan ditolak. Tetapi jika pelepah menjadi panjang maka permintaan diterima.
Bila kita datang dengan menggunakan kapal, maka kapal akan melewati pulau ini sebelum memasuki Pelabuhan Tolitoli. Pulau ini memiliki pantai pasir putih dan taman laut yang memiliki aneka ragam terumbu karang dan ikan. Aktifitas yang dapat dilakukan adalah snorkeling, diving, berenang, serta menikmati sunrise dan sunset. Di pulau ini juga terdapat makam Raja Tolitoli. Untuk mencapai pulau ini dapat menggunakan motorboat dari Tolitoli selama kurang lebih 20 menit.

TANJUNG MATOP
Tanjung Matop terletak di pulau Matop, tepatnya di desa Pinjan, kecamatan Tolitoli Utara. Untuk mencapai pulau Matop pengunjung dapat menggunakan semua jenis kendaraan dengan menempuh jarak 80 kilometer clan Tolitoli atau 523 kilometer dari kota Palu. Di Tanjung Matop terdapat burung maleo, penyusisik hijau, kera hantu (tarsius), burung enggang, kepiting kenari, ikan napoleon clan sarang burung walet. Lokasi mi termasuk hutan lindung.